Petugas menyuntik vaksin ke seorang pelajar di dermaga Kota Jayapura, Papua, Senin (13/9/2021). TNI Angkatan Laut bersama Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) menggelar vaksinasi dengan target 10 ribu perhari. (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Cakupan vaksinasi yang tinggi dapat menekan kasus COVID-19, menjadikan situasi pandemi ke endemi. Hal ini dikatakan ahli Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, dr. Iwan Ariawan.

“Banyak negara melonggarkan setelah cakupan vaksinasi 80 persen, karena itu yang paling bisa dilihat, sekian persen penduduk punya kekebalan dan angkanya bisa dikontrol,” ujar Iwan dalam gelar wicara “Waspada Gelombang Ketiga: Bijak Bepergian Cegah Penularan” dikutip dari Kantor Berita Antara, Selasa (28/9).

Baca juga:  Kasus COVID-19 Harian Nasional Tembus di Atas 4.400 Orang!

Selain itu cara menekan kasus COVID-19 dengan mematuhi protokol kesehatan dan testing serta tracing yang tinggi dari pemerintah, serta masyarakat yang mau diisolasi dan di-tracing jika kemungkinan terpapar. Saat kasus tersebut menjadi endemi, Iwan mengatakan tidak bisa mengharapkan kasus COVID-19 hilang, namun setidaknya dapat membuka aktivitas yang selama ini mengalami pembatasan.

Oleh karenanya sebisa mungkin skenario terjelek adanya gelombang ketiga COVID-19 tidak terjadi, agar aktifitas tetap berjalan. Selain itu, penekanan kasus COVID-19 tersebut juga akan mempengaruhi hubungan diplomatik yang baik dengan negara tetangga. “Termasuk perbatasan internasional. Jika sudah rendah, kita bisa punya hubungan internasional dengan negara tetangga jika vaksinasi sudah baik,” kata Iwan. (kmb/valipost)

Baca juga:  Kematian Warga di Bali Terpapar COVID-19 Per 23 Agustus, 71 Persen Tak Berkomorbid
BAGIKAN