Polisi memblokir jalan saat berlangsung unjuk rasa menentang pembatasan, yang diterapkan untuk menekan laju sebaran virus corona (COVID-19), di Rotterdam, Belanda, Selasa (26/1/2021). (BP/Antara)

AMSTERDAM, BALIPOST.com – Tak hanya Prancis dan Jerman yang sedang menghadapi ancaman gelombang ketiga kasus COVID-19. Pada Jumat (19/3) waktu setempat, Belanda juga melaporkan lonjakan infeksi COVID-19.

Dikutip dari Kantor Berita Antara, terjadi lonjakan sekitar 7.400 kasus di Belanda dalam sehari. Menteri Kehakiman Ferd Grapperhaus mengatakan ini menandai peningkatan terbesar sejak awal Januari.

Jumlah infeksi lebih tinggi 20 persen pada Jumat dibandingkan pekan sebelumnya. Sementara jumlah pasien COVID-19 ICU naik tujuh persen.

Baca juga:  Dari AWK Ngaku Sudah Gelar Guru Piduka di Pura Besakih Dibantah Bendesa Adat hingga Ini Permintaan Jerinx Jika Divonis Bersalah

Otoritas kesehatan masyarakat Belanda kerap memperingatkan bahwa gelombang infeksi baru mungkin segera terjadi. Sebab, ada mutasi baru virus corona.

Pada Selasa (16/2), otoritas mengatakan sekitar 75 persen dari semua kasus baru saat ini merupakan varian yang pertama kali muncul di Inggris akhir tahun lalu. Lonjakan tajam infeksi terjadi hanya dua hari setelah partai konservatif pimpinan Perdana Menteri Mark Rutte unggul dalam pemilu.

Baca juga:  Vaksin "Booster" Penting Perkuat Perlindungan Kesakitan Terpapar COVID-19

Hasil pemilihan tersebut dianggap sebagai dukungan terhadap penanganan pandemi, meski tingkat infeksi masih saja tinggi dan program vaksinasi tertunda. Pemerintah Belanda dalam beberapa hari ke depan akan menentukan apakah terdapat cukup ruang untuk melonggarkan penguncian COVID-19, yang mencakup jam malam dan penutupan seluruh bar dan restoran di negara tersebut.

Sebelumnya, Jerman juga mengumumkan adanya penambahan kasus tertinggi sejak dua bulan terakhir. Negara itu menghadapi gelombang ketiga pandemi.

Baca juga:  Positif COVID-19 di Indonesia Bertambah 375 Kasus

Tak cuma Jerman, Prancis juga tengah sibuk menangani pandemi. Bahkan Pemerintah Prancis mengumumkan penguncian Paris dan daerah sekitarnya selama sebulan. (kmb/balipost)

BAGIKAN