GIANYAR, BALIPOST.com – Memutus penyebaran wabah COVID-19 berbagai kegiatan telah ditiadakan. Tidak terkecuali rangkaian piodalan di Pura Samuan Tiga Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh yang rencana persiapanya akan dimulai April 2020 ini juga ikut ditiadakan.

Bendesa Adat Bedulu I Gusti Made Ngurah Serana, Minggu (5/4), mengatakan pihaknya sudah menggelar rapat peninjauan ulang terkait persiapan karya di Pura Samuan Tiga yang puncaknya pada 6 Mei 2020. Rapat tersebut melibatkan mangku Ageng Pura Samuan Tiga, Sulinggih Griya Wanayu, Anggota Saba sejumlah bendesa dan perbekel.

Baca juga:  PSSI Bali Berharap Renovasi Dipta Dilanjutkan

“Hasilnya sudah diputuskan terkait karya di Pura Samuan Tiga, dengan mengingat berdasarkan pada keputusan gubernur dan surat edaran bapak bupati, kita hanya ngatur piuning, Ida bhatara tedun ring purwaning daksina, sudah itu keaturan pedatengan dan tebasan guru piduka dan bendu piduka, sementara krama hanya boleh sembahyang dari rumah masing-masing,” kata pria yang juga anggota DPRD Gianyar ini.

Saat puncak piodalan, hanya sejumlah pemangku dan prajuru desa yang akan melakukan persembahyangan di areal pura tersebut. Sejumlah sesuhunan berupa tapakan Ida Bhatara Ratu Manca dari Pejeng, Buruan dan lainnya juga tidak lunga (tidak didatangkan) ke Pura Samuan Tiga.

Baca juga:  Purnama Kedasa, Puncak Karya di Pura Samuan Tiga

Dikatakan Ida bhatara hanya dipersembahkan pejati, kemudian matur piuning bahwa piodalan di pura Samian tiga sudah diselenggarakan. “Sesuhunan Ratu Manca yang semuanya dari Pejeng, Burun dan lainnya itu tidak lunga,” tegasnya.

Dikatakan, rangkaian karya rencananya sudah dimulai pada 22 April, yakni sekitar 15 hari sebelum puncak karya. Mengawali rangkaian karya ini biasanya dimulai dengan tradisi ngambeng, melibatkan anak-anak untuk datang ke rumah-rumah warga mengumpulkan sarana untuk persiapan karya.

Baca juga:  Mohon Keharmonisan Alam, Upacara Parisudha Bhumi Astha Dala Digelar di Pura Samuan Tiga

Namun kini tradisi itu ditiadakan. “Artinya semua rangkaian ini memang ditiadakan, termasuk setelah piodalan biasanya kami Melasti ke segara melibatkan ribuan orang, itu juga ditiadakan,” jelasnya.

Disinggung terkait upacara untuk memutus wabah COVID-19 ini, Bendesa Bedulu mengatakan masing-masing desa sudah melaksanakan upacara tersebut, berupa ngaturang pejati di masing-masing rumah. “Semua pemangku juga nunas Icang jagat, dibarangi dengan Banten Bhuta Kala, itu kita nunas khusus nasi wong-wongan,” katanya. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN