Gubernur Koster memberikan keterangan pers. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada Februari 2020 turun 10 persen dibandingkan Februari 2019. Diprediksi tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Bali akibat virus Corona atau COVID-19, kemungkinan terburuk 3,88 persen jika Bali tidak melakukan upaya apa pun.

Jika telah dilakukan upaya namun tidak maksimal, proyeksi ekonomi Bali tumbuh 4,7 persen. Sedangkan jika upaya ekstra dilakukan, ekonomi Bali dipastikan bisa tumbuh 5,85 persen, bahkan 6 persen. Bali harus bersatu untuk siap menanggulangi dampak COVID-19.

Demikian disampaikan Gubernur Bali Wayan Koster saat memimpin program aksi ‘’We Love Bali’’ Movement, Jumat (6/3). Program ini merupakan upaya mempercepat Pemulihan Pariwisata dan Perekonomian Bali dari Dampak COVID-19.

Penanggulangan dampak Covid-19 harus dilakukan melalui langkah percepatan pemulihan pariwisata dan perekonomian Bali. Dengan tim yang terdiri dari pelaku pariwisata, BI dan stakeholder terkait merancang sejumlah agenda aksi yang harus dilakukan dalam jangka pendek, menengah dan panjang. ‘’Pemda harus mengambil langkah nyata dan cepat untuk melakukan pemulihan pariwisata dan perekonomian Bali,’’ ujar Koster.

Baca juga:  Lima Kabupaten Tambah Korban Jiwa COVID-19

Ia berharap recovery bisa dilakukan paling lama enam bulan. Untuk itu upaya sekala dan niskala harus ditempuh. Secara niskala sudah dilakukan upacara di Besakih pada 22 Februari 2020.

Secara sekala, harus dilakukan aksi yang cepat dan berdampak langsung terhadap kepariwisataan. Oleh karena itu, strategi yang paling tepat untuk memulihkan ekonomi, pariwisata, ekspor-impor bisa berjalan dengan spirit baru ‘’We Love Bali’’ Movement.

Program ‘’We Love Bali’’ Movement ini di antaranya menyelenggarakan paket pariwisata Super Deal, menyelenggarakan rali wisata We Love Bali, menyelenggarakan festival kuliner khas Bali, menyelenggarakan festival musik berskala internasional, menyelenggarakan DJ festival berskala internasional, menyelenggarakan international surfing competition, lari maraton 10K nasional/internasional, menyelenggarakan Bali culture world celebration, mengundang familirization trip top tour operator/wholesaler, mengundang travel writter, youtuber, blogger, influencer untuk kampanye ‘’We Love Bali’’ Movement, fasilitasi event berskala internasional di Bali.

Baca juga:  Bali Catatkan Jumlah Harian Pasien Sembuh Lebih Tinggi dari Tambahan Positif COVID-19

Kebijakan dan program aksi yang akan dilaksanakan oleh pemda yaitu mempercepat realisasi program infrastruktur pemerintah pusat di Bali tahun 2020, pembangunan shortcut 7A, B, C, 8 Mengwitani – Singaraja sebesar Rp 172 miliar, pembangunan pelabuhan segitiga Sanur – Nusa Penida – Nusa Lembongan Rp 315 miliar, percepatan pengembangan Pelabuhan Benoa Rp 250 miliar, program Balai Wilayah Sungai Bali-Penida sebesar Rp 1,148 triliun, percepatan pembangunan Waduk Sidan dan Tamblang.

Gerakan aksi yang akan dilakukan adalah mempercepat implementasi stimulus kebijakan pariwisata. Untuk itu perlu semacam tim tanggap Covid-19 untuk satu komando mengatasi Covid-19, menyusun protokol penanganan pencegahan, mempercepat realisasi rencana pembangunan proyek pemerintah. ‘’Kalau ada yang bisa di front loading, dipercepat Maret – April lebih baik, dan kebijakan fiskal agar dikonsolidasikan,’’ ujarnya. Pelaksanaan program regulasi balai-balai di bawah Kementerian PUPR dan Perhubungan, percepatan realisasi program Bali 2020.

Baca juga:  Per Desember 2023, Dua TPST Janji Kelola Sampah 60 Persen

Ia juga meminta pemda kabupaten/kota se-Bali tahun 2020 mempercepat realisasi program 2020. Di antaranya pengadaan barang dan jasa Bali Rp 2,7 triliun, percepatan realisasi hibah dan bansos Bali Rp 260 miliar, mempercepat program kegiatan masing-masing OPD, mempercepat pelaksanaan Pergub Bali Nomor 99 Tahun 2018, percepatan pelaksanaan Pergub Bali Nomor 1 Tahun 2020.

Selain itu, dalam strategi tersebut, ia juga meminta percepatan pelaksanaan program dana desa sebesar Rp 657 miliar, percepatan pelaksanaan program dana desa adat sebesar Rp 447,9 miliar, percepatan pelaksanaan program bantuan subak sebesar Rp 136,3 miliar. Mendorong perdagangan, di antaranya meningkatkan ekspor produk pangan, sandang, dan industri kerajinan rakyat lainnya ke Amerika, Australia, Jepang dan Eropa dan melaksanakan kegiatan Bali Great Sale. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN