Perwakilan AFP berkoordinasi dengan Kapolresta Denpasar Kombes Pol. Ruddi Setiawan untuk memerangi genk motor.(BP/ist)

DENPASAR, BALIPOST.com –  Pihak Australian Federal Police  (AFP) bertemu dengan Kapolresta Denpasar Kombes Pol. Ruddi Setiawan, Jumat (22/3). Maksud kedatangan anggota AFP tersebut dalam rangka koordinasi memerangi geng motor. Pasalnya, geng motor dari Australia membentuk cabang di Indonesia, termasuk Bali.

Kapolresta Kombes Ruddi mengatakan, kerja sama tersebut sangat baik dilaksanakan agar bisa memperkecil kejadian-kejadian yang diakibatkan oleh geng motor. “Kami tidak fokus terhadap pencinta motor besar.  Fokus kami adalah terhadap geng motor. Geng motor akan selalu pantau jika datang ke Bali oleh tim Polresta Denpasar dan Polda Bali khususnya Satgas CTOC,” ungkapnya.

Tim CTOC, lanjut Kapolresta asal Madura, Jawa Timur ini, sudah berkoordinasi dengan pihak Imigrasi untuk mengawasi kegiatan-kegiatan genk motor. “Manfaatkan teknologi misalnya bikin grup di handphone agar bisa cepat saling men-share informasi-informasi yang berkaitan dengan geng motor tersebut,” ucap Kasatgas CTOC Polda Bali ini.

Baca juga:  Jelang Pilkada, Kapolres Kumpulkan Seluruh Bhabinkamtibmas

Sedangkan Paur HumasPolresta Denpasar Ipda Gusti Parwanita menyampaikan, perwakilan dari pihak AFP yaitu Jhos, Jerry dan Khiten. Jhos menyampaikan sekarang di Australia ada geng motor bernama OMCG oleh pihak AFP terindikasi terlibat kejahatan internasional seperti narkoba, korupsi, pencucian uang, prostitusi dan senjata api ilegal. Di Australia ada 39 geng motor yang terlibat kejahatan yaitu narkoba, senjata, korupsi dan paling besar adalah geng OMCG.

“Pihak AFP juga menjelaskan ada perang di dalam organisasi genk motor OMCG dan satu orang anggota geng motor tersebut ditembak mati,” ujarnya.

Pihak Australia menyadari bahwa geng motor tersebut sudah terorganisasi dan dari penyelidikan mereka mulai menjalin kerja sama di geng motor di negara lain. Setelah pemerintah Australia membuat undang-undang  yang menyulitkan genk  tersebut,  sindikat ini mulai menyebar ke negara-negara lain. Tujuannya membentuk cabang, termasuk sasaran mereka adalah Indonesia. Pasalnya Indonesia adalah negara tetangga terdekat Australia.

Baca juga:  KKP Pastikan Beri Izin Baru Rencana Reklamasi Teluk Benoa

“Pihak Australia sudah membentuk Satgas untuk memerangi genk motor OMCG tersebut. Lembaga penegak hukum di Australia  sudah menetapkan 16 TO (target operasi) dan 3 orang dari TO tersebut terindikasi dari genk motor OMCG,” tandasnya.

Pihak Intelijen AFP melakukan penyelidikan terhadap genk motor OMCG. Sejak tahun 2015 hingga 2017 sekitar 332 warga Australia diduga  terkait dengan geng motor OMCG memasuki wilayah Indonesia. Biasanya anggota genk motor tersebut berkunjung ke Singapura dan Thailand tapi untuk transit saja. Selanjutnya mereka balik ke Bali dan tinggal dalam kurun waktu lama. Mereka memanfaatkan waktu tersebut untuk kegiatan rapat – rapat dan perekrutan anggota baru yaitu warga lokal.

AFP  tidak bisa monitor kegiatan 332 anggota genk motor OMCG yang masuk ke Bali tersebut. Oleh karena itu pihaknya mengharapkan kerja sama dengan Polda Bali dan Polresta Denpasar.

Baca juga:  Tekan Pelajar Terlibat Geng Motor, Ini Dilakukan Polresta

Dari penjelasan Jerry, menurut Parwanita, hasil penyelikan AFP bahwa genk motor OMCG sudah masuk ke Bali dan beberapa dari mereka sudah membentuk cabang. Tahun 2012, genk motor dari Australia terindikasi masuk Bali dan ingin membentuk cabang tapi gagal. Genk motor tersebut akhirnya kembali ke Australia. Tahun 2019, dua anggota OMCG berusaha masuk ke Indonesia. AFP langsung berkoordinasi dengan pihak Imigrasi dan oranf tersebut gagal masuk Bali. Ada juga orang – orang dari genk motor OMCG tergabung di dalam gank motor Mongols masuk ke Bali dan berusaha mempengaruhi warga lokal untuk bisa memperluas sindikat mereka. “Pihak AFP juga menyebutkan nama-nama genk motor lain yaitu genk motor Satu Darah Bali 2016,  genk motor Fink dan genk notor Bandidos,” ungkapnya. (kerta negara/Balipost)

 

 

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *