DENPASAR, BALIPOST.com – Kasus bunuh diri turis asal Jerman, Roland Fraster (82), Kamis (29/11) masih didalami polisi. Saat kejadian, katerangan istri korban, Ni Wayan Beji Astuti (62) mendengar dua kali suara tembakan.

Motif kasus ini diduga korban depresi karena mengidap penyakit deabetes serta gagal ginjal.
Kapolsek Denpasar Selatan, Kompol I Nyoman Wirajaya, Jumat (30/11) mengatakan, sebelum kejadian pukul 20.30 Wita korban sempat ngobrol dengan istrinya, Ni Wayan Beji Astuti (62).

Selesai ngobrol korban pamit kepada istrinya untuk istirahat di kamar. Berselang 15 menit kemudian, Beji mendengar dua kali suara ledakan senpi. Karena suasana malam dan hening, sehingga bunyi ledakan tersebut jelas didengar tetangga korban. “Istri korban menonton televisi di ruangan lain, mendengar suara ledakan itu langsung mendatangi kamar korban. Waktu itu dia menyaksikan suaminya tergeletak di lantai kamar bersimbah darah,” ujarnya.

Baca juga:  Rawan Kecelakaan, Dinas PU Aspal Bibir Paving di Peliatan

Beji berusaha minta tolong karena dikira suaminya jatuh. Selanjutnya dipanggil dokter klinik dekat TKP. Anggota Polsek Densel dan Polresta Denpasar juga mendatangi TKP.

Hasil olah TKP, korban ditemukan tergeletak di lantai kamar bersimbah darah. Beberapa proyektil peluru ditemukan di lantai, kondisi senpi merk Wolter berantakan. Diduga setelah dipakai nembak oleh korban, senpi itu jatuh hingga magazen dan bagian atasnya lepas. “Cek di magazen ditemukan dua butir peluru yang belum meledak. Dua selongsong peluru ditemukan di lantai,” ucap mantan Kapolsek Kuta ini.

Baca juga:  Pencuri Dihadiahi Tembakan, Lima Unit Sepeda Motor Diamankan

Istri dan anak korban, menurut mantan Kapolsek Ubud, Gianyar ini, sama sekali tidak tahu kalau korban punya senpi. Apalakah senpi itu ilegal? “Kita masih dalami, segera senpi itu dibawa ke Labfor Denpasar. Waktu anak korban, Udhi Andreas Praster masih SD, pernah melihat senapan angin biasa dipakai berburu burung,” ungkapnya.

Soal motif, kata Wirajaya, belum jelas. Tapi keterangan keluarganya, korban sempat pingsan karena ada kelainan gagal ginjal dan diabetes. Sebulan terakhir korban dibilang beberapa kali bolak-balik ke rumah sakit, bahkan sempat pingsan dan opname.

Sedangkan keterangan Undhi (21) saat ini masih kuliah, mengatakan sekitar 20.45 Wita ditelepon ibunya sambil menangis meminta agar cepat pulang. Undhi langsung pulang dan setiba di rumah dilihat ibunya menangis histeris, sedangkan ayahnya tergeletak bersimbah darah.

Baca juga:  Pengprov PRUI Audiensi ke KONI Bali

Selain itu korban diketahui menderita strok ringan dan jantung. Sekitar pukul 22.20 Wita, tim Inafis Polresta Denpasar tiba di TKP.

Di bawah tangan kanan korban ditemukan senpi tersebut. Di kening korban ditemukan luka tembakan.

Ditemukan juga peluru di magazen 2 butir, di laci meja rias 6 butir, 2 slongsong peluru dan satu proyektil peluru depan lutut korban. Selanjutnya mayat korban dibawa ke RSUP Sanglah menggunakan ambulans. Terkait kasus ini, anggota Pengawasan Bahan Peledah (Wasdak) Ditintelkam Polda Bali mengecek senpi tersebut di Mapolsek Densel. (kerta negara/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *