Sejumlah krama sedang menyiapkan sarana upakara untuk puncak karya Danu Kertih (BP/ist)

BANGLI, BALIPOST.com – Bertepatan dengan rahinan Tilem Sasih Kalima, Rabu (7/11) hari ini akan dilaksanakan Puncak Karya Agung Danu Kertih, Tawur Agung Labuh Gentuh, Meras Danu lan Gunung. Upacara yang bertujuan untuk memohon keselamatan dan kelestarian sumber mata air di Bali dipusatkan di tepi Segara Danu Batur.

Sementara itu, sehari jelang pelaksanaan puncak karya Danu Kertih, Selasa (6/11) digelar prosesi mapepada wewalungan yang bertujuan untuk menyucikan sarana/piranti upakara berupa hewan yang akan dipersembahkan saat puncak karya hari ini.

Prosesi mapepada wewalungan dilaksanakan sekitar pukul 13.00 wita. Dalam prosesi mapepada wewalungan ini, sejumlah hewan yang digunakan sebagai sarana upakara diupacarai dengan diarak mengelilingi pura di segara Danu Batur yang ada di wewidangan Pura Jati, Desa Pakraman Batur, Kintamani. Adapun hewan-hewan yang diupacari yakni berupa kerbau, kijang, kera hitam, kucit Butuan, kambing, angsa dan beberapa hewan lainnya.

Jero Gede Batur Alitan didampingi Prawartaka Karya Ketut Wijaya mengatakan, makna dari pelaksanaan upacara mapepada wewalungan ini adalah untuk menyucikan hewan -hewan yang akan dipersembahkan saat puncak karya. Melalui upacara mapepada wewalungan ini, hewan-hewan tersebut nantinya diharapkan bisa lahir kembali menjadi makhluk yang lebih baik. Selain melaksanakan prosesi mapepada wewalungan, sehari jelang puncak karya kemarin dilaksanakan juga upacara melaspas bagia pula kerti, ngolah wewalungan dan bhakti memben. Seluruh rangkaian upacara kemarin dipuput Ida Pedanda Istri Karang dari Geria Sibetan, Karangasem.

Baca juga:  Bandara Ngurah Rai Layani Ratusan Ribu Penumpang, Ini 3 Rute Paling Diminati

Jero Gede mengatakan, saat puncak Karya Danu Kertih hari ini akan dilaksanakan beberapa prosesi yakni diawali tawur labuh gentuh, ngiringang ida bhatara ring peselang, pakelem ring segara danu lan puncak Gunung Batur, Ida bhatara ring Pura Jati lan ida bhatari ring segara katuran bhakti ayaban dan bhakti pedanaan. Upacara dijadwalkan berlangsung mulai pukul 09.00 wita. “Puncak karya akan dipuput tujuh orang sulinggih,” ujarnya.

Baca juga:  Dikeluhkan Warga Karena Bau Tak Sedap, TPST Kertalangu Stop Sementara Pengiriman Sampah

Dijelaksannya Karya Agung Danu Kertih, Tawur Agung Labuh Gentuh, Meras Danu lan Gunung dilaksanakan dengan tujuan untuk memohon keselamatan kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa. Dalam manifestasi-Nya sebagai Dewa Wisnu atau Dewi Danu, diharapkan dengan pelaksanaan karya agung ini sumber-sumber air di Bali, khususnya di Danau Batur tetap terjaga. Selain itu Karya Agung Danu Ketih dilaksanakan untuk memohon kesuburan bagi lahan pertanian dan masyarakat Bali.

Karya Danu Kertih, Tawur Agung Labuh Gentuh, Meras Danu lan Gunung, kata Jero Gede wajib dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Ini termuat dalam beberapa sumber yakni Raja Purana, Lontar Kusuma Dewa, Usana Bali dan Babad Batur Kelawasan yang tersimpan di Pura Ulun Danu Batur. Jika karya ini tidak dilaksanakan tepat waktu, disebutkan Bali akan mengalami musibah, baik gempa bumi, serangan hama pada lahan pertanian maupun percecokan dalam rumah tangga maupun pasemetonan. “Yang wajib melaksanakan adalah sang awerat. Kalau dulu raja, sekarang pemerintah dalam hal ini gubernur bersama seluruh Umat Hindu,” jelasnya.

Baca juga:  Desa Sumita Gelar Karya Mendem Pedagingan dan Tawur Balik Sumpah di Pura Manik Corong

Namun demikian diakui Jero Gede Batur, pelaksanaan karya Danu Kertih saat ini sudah telat empat tahun. Dimana terakhir kali dilaksanakan tahun 2009 lalu. Pelaksanaan karya Agung Danu Kertih menjadi tertunda selama beberapa tahun disebabkan karena beberapa kegiatan penting lainnya di Desa Pakraman Batur.

Terkait dengan pelaksanaan Karya Danu Kertih yang puncaknya akan berlangsung bertepatan dengan Tilem Sasih Kelima hari ini Jero Gde Batur menghimbau umat hindu se-Bali untuk bersama-sama ngaturang bakti. Saat puncak Karya Danu Kertih, seluruh umat Hindu dan desa pakraman, diharapkan ngaturang pejati atau banten suci alit baik di pura Khayangan Desa, maupun pemrajan dimasing-masing rumah. Tujuannya tiada lain untuk mendoakan jagat Bali beserta isinya agar selalu aman, damai, sejahtera dan dijauhkan dari semua bentuk bencana. (dayu rina/balipost)

 

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *