DENPASAR, BALIPOST.com – Pelaksanaan World Clean Up Day dengan tajuk “Suksma Bali” digelar Sabtu (15/9). Rekap untuk kegiatan ini pun sudah dilakukan.

Dari jumlah peserta dan sampah yang dikumpulkan melebihi ekspektasi. Pesertanya tembus 27.699 orang di seluruh Bali. Jumlah peserta ini lebih tinggi dari target awal 10.000 peserta.

Hasil sampah yang dikumpulkan dari kegiatan World Clean Up Day adalah 13.914 kg sampah organik dan 8.276 kg sampah non organik di seluruh Bali.

Ketua Panitia Suksma Bali, Yoga Iswara, BBA., BBM., MM., CHA.mengatakan, jumlah sampah non organik di Bali dari tahun ke tahun semakin banyak. Namun tidak sepadan dengan pengolahan yang memadai.

Baca juga:  Rekor Baru!! Segini Tambahan Pasien COVID-19 Sembuh Nasional Hari ini

Belum tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk mengolah sampah turut memperburuk keadaan Bali saat ini yang dihiasi pemandangan tak sedap dengan sampah-sampah non-organik berserakan di lingkungan sekitar. Bahkan Indonesia saat ini sudah dinobatkan sebagai penyumbang sampah terbesar ke laut, nomer dua setelah China. Sebesar 80 persen sampah di laut datangnya dari daratan.

Penelitian lain oleh Conservancy tentang pasar ikan menyebutkan dari data di seluruh dunia, 28 persen ikan Indonesia mengandung plastik. Atas dasar tersebut tercetus kesepakatan dan komitmen dalam mengelola sampah lebih baik dan konsisten serta mengurangi penggunaan plastik hingga ke titik nol.

Acara ini adalah wujud “Suksma Bali” yaitu sebuah refleksi kejiwaan dan ungkapan terima kasih dan penghargaan kita terhadap Ibu Pertiwi Bali, tempat bersama dianugerahkan kehidupan. “Berterima kasih berarti kita menyadari segala hal yang dimiliki sehingga kita selalu akan menghargai dan menjaganya,” ungkapnya.

Baca juga:  Nasional Masih Catat Tambahan Kasus Dua Ribuan Orang

Gubernur Bali Wayan Koster dalam sambutannya menegaskan bahwa dalam waktu dekat akan mengeluarkan kebijakan strategis dengan melakukan pelarangan terhadap penggunaan bahan plastik sekali pakai. Ia mengakui kebijakan ini akan dituangkan dalam bentuk Peraturan Gubernur (Pergub) sebagai salah satu bentuk program 100 hari.

Ia sangat mengapresiasi kegiatan World Clean Up Day yang dilakukan serentak di seluruh Bali dan berharap masyarakat ikut serta mendukung program ini. Karena masalah sampah adalah masalah bersama. “Ini sudah sangat berbahaya dan mengancam kebudayaan dan pariwisata kita di Bali,” tegas Koster.

Baca juga:  Satu Lagi Dokter di Denpasar Positif COVID-19, Seorang Pegawai BUMN Juga Tertular

Koordinator acara, Agung Darma Suyasa, CHA mengungkapkan bahwa World Clean Up Day for Suksma Bali diinisiasi oleh Paiketan Krama Bali, yang di ketuai oleh Ir. Anak Agung Suryawan Wiranatha, M.Sc., Ph.d, bersama-sama dengan stakeholder pariwisata Bali, GIPI, IHGMA, PHRI, BHA, BVA, UHA, UHSA, AMPB, FSP PAR – SPSI, Instansi Pendidikan, Trash Hero Indonesia dan relawan lingkungan lainnya. Serta didukung oleh pemerintahan provinsi berikut dengan pemerintahan di 8 kabupaten dan 1 kotamadya di Bali. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *