Kemenhub meresmikan angkutan penyeberangan jarak jauh di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Minggu (10/12). (BP/son)
JAKARTA, BALIPOST.com – Untuk mengurangi beban jalan raya di sepanjang jalur pantai utara Pulau Jawa (Pantura), Kementerian Perhubungan meresmikan pelayaran perdana angkutan penyeberangan jarak jauh (Long Distance Ferry/LDF) lintas Jakarta-Surabaya. Angkutan penyeberangan dipilih karena memiliki beberapa kelebihan. Demikian dikatakan Inspektur Jenderal Kemenhub Wahju Satrio Utomo mewakili Menhub Budi Karya Sumadi saat peresmian angkutan penyeberangan jarak jauh di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Minggu (10/12).

Ia mengutarakan kemacetan yang terjadi di jalur pantura berdampak pada pemborosan Bahan Bakar Minyak (BBM), kerugian waktu, polusi, korban jiwa dan berkurangnya daya tarik wisata. Hal-hal itulah yang kemudian memacu Kementerian Perhubungan untuk memberikan solusi yaitu dengan mengalihkan sebagian arus logistik dari jalan raya ke angkutan penyeberangan.

Baca juga:  Dua Tahun Pandemi COVID-19, Tiga Gelombang Varian Corona Dilalui Indonesia

Kemenhub telah melaksanakan pelayanan angkutan penyeberangan di lintas Jakarta – Surabaya bekerjasama dengan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan PT. Jagat Zamrud Khatulistiwa.

Pelayanan angkutan penyeberangan KMP. Ferrindo 5 yang akan sandar di Dermaga 107 – 109 Pelabuhan Tanjung Priok dan Dermaga Zamrud Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Sedangkan KM. RoRo Prayasti akan sandar di Dermaga Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan Dermaga Maspion Gresik. “Pelayanan angkutan penyeberangan lintas Jakarta – Surabaya ini merupakan program Pemerintah untuk mendukung tol laut sehingga dapat memicu tumbuhnya pelayanan angkutan penyeberangan jarak jauh di berbagai wilayah dan bersinergi dengan tol laut sehingga menimbulkan efisiensi pada sistem logistik Indonesia,” kata Irjen Tommy.

Baca juga:  Kebijakan Produk Lokal Gubernur Koster Inspirasi Hotel di Bali

Menurut Irjen Tommy, kegiatan ini untuk sementara waktu, diberikan subsidi, dan tahun 2018 mencapai Rp 30 miliar. Pemberian subsidi sebagai triger untuk membangun segmen perpindahan moda transportasi truk dari darat ke laut.

Kegiatan ini akan dilaksanakan sebanyak 14 trip untuk masing-masing kapal pada Desember 2017 dengan rincian seminggu sebanyak dua kali pelayaran dari Jakarta dan dua kali pelayaran dari Surabaya. “Pada kesempatan ini saya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh rekan-rekan di jajaran Pemerintah serta rekan-rekan didunia usaha khususnya PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan PT. Jagat Zamrud Khatulistiwa atas inisiatif dan peran aktifnya sehingga pelayanan angkutan penyeberangan jarak jauh lintas Jakarta – Surabaya dapat terwujud,” paparnya.

Baca juga:  Ada Potensi Tsunami, Kemenhub Pantau Infrastruktur Transportasi Laut di Banten

Pada kesempatan yang sama Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi menambahkan, KMP Ferrindo 5 berbobot 3.587 GT berkapasitas 100 unit kendaraan campuran dioperasikan PT ASDP Indonesia Ferri. Sedangkan KM Roro Prayasti berbobot 26.906 GT mampu mengangkut 200 kendaraan campuran dan dioperasikan PT Jaga Zamrud Khatulistiwa. “Pengoperasian pelayanan angkutan penyeberangan Jakarta-Surabaya ini diharapkan mampu mengurangi tingkat kemacetan, penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM), polusi udara, dan biaya pemeliharaan jalan dampak berat kendaraan dengan beban berlebih,” tutupnya. (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *