
JAKARTA, BALIPOST.com – Kemacetan parah terjadi di jalur menuju Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi karena penutupan jalur Gumitir. Penyeberangan ke Bali pun menjadi tersendat karena adanya antrean kendaraan yang mencapai puluhan kilometer itu.
Terkait adanya antrean ini, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengklaim pelayanan penyeberangan di lintas Ketapang-Gilimanuk tetap berjalan normal.
“Kami tegaskan pelayanan transportasi laut di Pelabuhan Ketapang tidak berhenti. Kami tetap menjalankan operasional dengan prioritas utama pada keselamatan pelayaran, baik bagi penumpang maupun kapal,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Muhammad Masyhud, Senin, dikutip dari Kantor Berita Antara, Senin (28/7).
Dia menyebutkan saat ini sebanyak 27 kapal beroperasi, terdiri dari 19 kapal di Dermaga MB I-IV; 7 kapal di Dermaga LCM; dan 1 kapal perbantuan di Dermaga Bulusan Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur.
Pascamusibah tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah melakukan pengecekan teknis menyeluruh terhadap kapal-kapal jenis LCT yang beroperasi di Dermaga LCM Ketapang Banyuwangi.
“Pemeriksaan kami lakukan ketat, tidak ada kompromi dalam hal kelaikan kapal. Komitmen kami adalah untuk memastikan seluruh unsur keselamatan ditaati sepenuhnya,” ujar Masyhud.
Kapasitas maksimal kapal LCT yang hanya 300 ton, sehingga membatasi muatan maksimal setiap kapal hanya 6 truk tronton. Sementara jumlah kendaraan yang ingin menyeberang ke Bali maupun wilayah timur seperti NTB dan NTT cukup tinggi. Hal ini turut menjadi pemicu antrean kendaraan di area pelabuhan.
Kemacetan Sejak 17 Juli 2025
Selain itu, kemacetan yang terjadi sejak 17 Juli 2025 juga dipicu oleh penutupan ruas Jalur Gumitir-jalur utama penghubung Banyuwangi dan Jember–yang saat ini sedang diperbaiki secara menyeluruh.
Penutupan jalur tersebut menyebabkan pengalihan arus kendaraan logistik menuju akses lain yang bermuara ke Pelabuhan Ketapang, menambah beban lalu lintas di kawasan sekitar pelabuhan.
Kemenhub mengimbau kepada seluruh pengguna jasa dan pengemudi logistik untuk selalu memperbarui informasi kondisi jalan menuju pelabuhan dan mengikuti pengaturan lalu lintas dari petugas kepolisian dan petugas di lapangan.
Meski adanya ketidaknyamanan yang dirasakan para pengguna jasa, diharapkan pengertian masyarakat bahwa keselamatan pelayaran dan kepadatan jalur darat adalah dua hal yang perlu menjadi perhatian kita bersama.
“Data terakhir menunjukkan aktivitas bongkar muat di semua dermaga masih berlangsung lancar dengan muatan yang didominasi oleh kendaraan barang atau logistik,” ujar Masyhud.
Kemenhub telah mengambil sejumlah langkah strategis untuk mendukung percepatan layanan penyeberangan rute Ketapang-Gilimanuk.
Langkah-langkah tersebut mencakup penambahan armada kapal yang saat ini telah mulai beroperasi, dan rencana penambahan kapal lainnya akan terus diupayakan, guna memastikan kebutuhan penyeberangan di lintas Ketapang-Gilimanuk dapat terpenuhi secara optimal.
Selain itu, percepatan proses bongkar muat, pengaturan armada kapal sesuai kapasitas dermaga, serta koordinasi intensif dengan stakeholder terkait tetap menjadi bagian dari upaya berkelanjutan.
“Kepada masyarakat dimohon untuk bersabar, mengikuti arahan petugas, dan selalu memprioritaskan keselamatan selama dalam perjalanan,” kata Masyhud pula. (kmb/balipost)