SLEMAN, BALIPOST.com – Strategi media dengan konsep POSE (Paid Media, Own Media, Social Media dan Endorser) yang digagas Menpar Arief Yahya makin efektif. Hampir semua level mulai membuat promosi media dengan framework yang mirip. “Intinya adalah convergent media,” kata Arief Yahya Menteri Pariwisata.

Bagi yang suka dengan tas berbahan serat alam, mendong, enceng gondok, atau kain tenun, nama Gamplong tak asing lagi. Dusun yang berada di sisi Barat Daya Kabupaten Sleman ini dikenal sebagai Desa Wisata Kerajinan.

Di tempat ini, berbagai macam kerajinan dibuat oleh warga. Tidak hanya tas. Ada juga kap lampu, keranjang, dompet, kotak tisu, aksesoris kalung, gorden dan lain-lain.

Hasil kerajinan warga Gamplong, Sumberrahayu, Moyudan, Sleman ini sudah tersebar ke seluruh Indonesia. Bahkan hingga keluar negeri. “Omset kerajinan di Gamplong mencapai Rp 310 juta/bulan atau sekitar Rp 3,7 miliar per tahun,” urai Ketua Desa Wisata Gamplong Giyono.

Tak pelak, kendati berada sekitar 20 km dari pusat Kota Jogja, Desa Wisata Gamplong ramai didatangi wisatawan. Jumlah kunjungan pun terus meningkat. “Pada tahun 2015 sebanyak 3.115 tamu, kemudian pada tahun 2016 sebanyak 4.410. Untuk tahun 2017, hingga Oktober pengunjung mencapai 4.383 orang. Sampai akhir tahun akan melebihi jumlah tamu di 2016,” kata Giyono saat presentasi di depan juri Festival Desa Wisata Kabupaten Sleman 2017.

Baca juga:  Wayang Thengul, Wayang Khas Bojonegoro

Selain berbelanja, para pengunjung banyak yang praktik membuat kerajinan. Bisa membuat pigura, kotak pensil, dan sebagainya. Bisa pula mencoba praktik menenun. Kampung ini juga dikenal sebagai sentra kerajinan dengan alat tenun bukan mesin (ATBM).

Desa Gamplong sudah dikenal  sebagai penghasil kerajinan tenun sejak tahun 1950-an. Di awal tahun 1970an Gamplong dikenal sebagai produsen handuk, lap makan (serbet) dan taplak meja. Kemudian mulai tahun 1998 mulai mengembangkan serat alam. Mengkombinasikan tenun dengan serat alam, lidi, enceng gondok, dan akar wangi.

Para perajin di Desa Wisata Gamplong ini tergabung dalam Paguyuban Tegar. Mereka berada di empat dukuh. Tegar itu singkatan Tekun Ekonomis Gigih Amanah Relijius.

Baca juga:  Dua Bulan ke Depan, Masyarakat Diminta Waspadai Puting Beliung

Selain wisata belanja, Gamplong juga membuat paket outbond, wisata kuliner, wisata desa dan edukasi. Paket outbond untuk TK-SD (Rp 250 ribu) untuk 10 anak. Fasilitas dua orang pemandu, sekali makan, Pendopo, soundsystem dan aneka permainan.

Paket outbond SMP-SMA ( Rp 350 ribu) untuk 10 siswa. Fasilitas sama dengan paket SD. Plus praktik membuat kerajinan. Sedangkan paket untuk mahasiswa/umum seharga Rp 450 ribu untuk 10 orang.

“Kami juga punya paket menginap. Ada 225 kamar di 185 rumah yang siap sebagai homestay,” tambah Giyono.

Giyono juga menunjukkan contoh penataan kamar pada salah satu homestay. Menurutnya, penyiapan homestay dalam menyambut tamu mendapat pendampingan dari sebuah hotel di Jogja. “Kami mendapat pelatihan penatalaksanaan kamar tamu, resepsionis dan sebagainya,” papar Giyono.

Kepala Desa Sumberrahayu Sigit Tri Susanto menambahkan pengembangan Desa Wisata Gamplong ke depan mendapat support dari Hanung Bramantyo. Sineas kondang ini membangun studio alam di tanah lapang milik desa di wilayah Gamplong.

“Ada banyak fasilitas yang dibangun. Mulai Joglo, bangunan studio, hingga ikon yang bisa buat selfie. Studio alam yang terbuka menyatu dengan alam,” ujar kepala desa yang masih sangat muda ini.

Baca juga:  Menpar Arief Yahya Akui, Jember Fashion Carnaval 2017 Jadi Event Karnaval Terbaik

Pembangunan studio alam ini sudah dimulai. Di lapangan yang berada di tengah kampung terlihat para pekerja memasang konstruksi. Ada pula yang membuat pondasi untuk joglo. “Tahun 2018 sudah bisa dimanfaatkan,” tegas Sigit.

Kehadiran suami Zaskia Adya Mecca ini bisa menjadi endorser bagi Desa Wisata Gamplong. Apalagi, menurut Sigit, Hanung juga menggandeng pengusaha jamu terkenal, Moeryati Sudibyo.

Esti Susilarti dari Badan Promosi Pariwisata Sleman (BPPS) menilai Gamplong memiliki potensi wisata yang komplet. “Tinggal bagaimana mempromosikannya. Di zaman now, tidak boleh tidak, harus gencar berpromosi lewat media sosial. Anak-anak muda di Gamplong harus sering mempromosikan lewat gadgetnya,” pesan Esti.

Esti juga menyatakan, kepala desa yang masih sangat muda juga akan bisa membawa Gamplong semakin maju. Terbukti, sejumlah lembaga bekerja sama dengan Gamplong. “Kerjasama ini harus menguntungkan warga,” tandas Esti. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *