Presiden Joko Widodo memimpin rapat terkait pengembangan 10 Bali Baru di Istana Presiden. (BP/ist)

BOGOR, BALIPOST.com – Presiden Joko Widodo optimistis target mendatangkan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) pada 2019, tidak akan sulit dicapai begitu destinasi 10 Bali baru yang ditetapkan segera dirampungkan pengembangannya.

Hal ini disampaikan Presiden yang akrab disapa Jokowi ketika memimpin langsung rapat terbatas kabinet membahas pengembangan 10 Bali baru di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat pada Kamis (16/11).

Optimisme itu tidak terlepas dari tren peningkatan wisman dari berbagai negara. Yang terdekat menurut Presiden adalah Tiongkok. Dari negara itu ada 125 juta penduduknya pergi berwisata ke luar negeri. Angka ini diprediksi mencapai 180 juta lima tahun ke depan. “Separuh dari 125 juta atau 62 juta masuk ke Asia,” ucap Presiden.

Baca juga:  Usai Pecahkan Rekor Dunia, Tari Saman Gayo Akan Tampil Keliling Eropa

Mestinya sebagian dari puluhan juta orang wisman Tiongkok itu bisa datang ke Tanah Air, kalau 10 Bali baru digarap cepat dengan diferensiasi yang berbeda antara destinasi satu dengan lainnya agar menarik. Ada yang menonjolkan keindahan partainya, budayanya, danaunya, atau geopark-nya.

Mantan gubernur DKI Jakarta itu berkeyakinan dengan segera merampungkan pengembangan 10 Bali baru saja, target mendatangkan 20 juta wisman 2019 akan dicapai dengan mudah.

“Sehingga target yang kita berikan ke menpar 20 juta itu bukan angka yang sulit dicapai. Kita lihat impact dari turisme ini ke mana-mana. Terutama ke usaha mikro kecil menengah, cinderamata, warung, restoran, itu semuanya dapat,” sebut suami Iriana.

Sebagai contoh saja, lanjut Kepala Negara, dalam mengembangkan Mandalika dan Danau Toba, aspek lingkungannya harus disiapkan. Jangan ada lagi lahan gundul, harus segera dilakukan penghijauan.

Baca juga:  Kemenpar Dukung Acara 1.500 Akademisi TELF Asia dan Telfin Internasional di Yogyakarta 

Kemudian bangunan adat, jangan sampai dihilangkan diganti dengan arsitektur yang bergaya Spanyol atau Mediterania, misalnya. “Bangunan adatnya harus betul-betul kita perhatikan,” tegas dia.

Untuk Dana Toba, kenapa rumah-rumah yang sangat bagus di sana tidak dipakai untuk sebuah brand Danau Toba. Untuk restoran, Bekraf maupun Kemenpar bisa melakukan intervensi. Presiden meminta hal semacam ini digarap bersama-sama jajaran kementerian dan lembaga.

“Juga dari lingkungannya, saya sampaikan ke menteri PU, untuk pasar Cinderamata Kemendag atau KemenPU. Kawasan parkir, kawasan dekat pantai, kalau tidak nanti kita akan kedahuluan oleh PKL yang bertebaran di mana mana, kita tetapkan satu tempat, sudah, berjualan di situ,” ucapnya.

Baca juga:  Mantan Pesebakbola Jadi ASN di Kejaksaan RI

Jokowi menambahkan, semua itu memerlukan kecepatan dalam merespons perkembangan pariwisata global yang begitu cepat. Pergeseran orang dari belanja brand ke travelling, kuliner, dan semacamnya harus dimanfaatkan sebagik mungkin.

Sejak tahun lalu, Menpar Arief Yahya sudah menginisiasi lomba arsitektur nusantara, di 10 destinasi prioritas. Ke-10 Bali baru itu sudah ada konsep rumah yang mengacu pada local wisdom.

Ke-10 destinasi yang dimaksud adalah Danau Toba Sumut, Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kep Seribu Jakarta, Borobudur Jateng, Bromo Tengger Semeru Jatim, Mandalika Lombok, Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sultra dan Morotai Sultra. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *