JOGJAKARTA, BALIPOST.com – Duta Besar Republik Indonesia untuk Saudi Arabia dan Organisasi Konferensi Islam (OKI) Agus Maftuh Abegebriel punya strategi khusus dalam mengajak orang-orang Arab berkunjung ke Indonesia. Kendati telah berhasil mengajak Raja Salman berkunjung dan berlibur ke Indonesia, Agus Maftuh terus meyakinkan orang-orang Arab untuk berkunjung ke Indonesia. Bagaimana caranya?

Agus Maftuh mengatakan, dirinya tidak secara langsung mengajak “Ayo ke Indonesia” kepada mereka. “Sekarang saya katakan mari datang ke negeri kedua kalian. Jadi saya tidak menyebut Indonesia sebagai negara yang seakan-akan di luar, melainkan sebagai fi baladikum as-Tasni, sebagai negeri kedua kalian,” kata Agus Maftuh dalam acara “Kangen2an Sedulur Jogja” di Ingkung Grobok, Timoho, Jogja, Sabtu (14/10) malam.

Mantan dosen UIN Sunan Kalijaga Jogja ini lantas bersyukur. Strateginya itu berhasil meningkatkan kunjungan wisata dari Arab ke Indonesia. “Pasca kunjungan Raja Salman, wisatawan dari Saudi meningkat seratus persen,” ungkapnya.

Dubes Agus Maftuh menyempatkan “pulang kampung” bersilaturahmi dengan para guru dan kawan-kawannya. Ia memanfaatkan sela waktu kepulangannya mengantar para pengusaha ke ajang Indonesia Trade Expo (TEI) 2017 di ICE, BSD Tangerang. “Hanya punya waktu sedikit ini untuk memohon doa dan “sangu” ilmu guna menuntaskan sisa pengabdian saya 1,5 tahun ke depan,” katanya.

Baca juga:  Fitri Carlina Angkat 3 Destinasi Keren Banyuwangi di Video Klip Terbaru

Minggu (15/10) pukul 15.00, Dubes Agus Maftuh sudah kembali ke Riyadh untuk mempersiapkan kedatangan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Hadir dalam acara kangen-kangenan tersebut para sesepuh, guru dan rekan Agus Maftuh di UIN Sunan Kalijaga maupun UGM. Ada Prof Dr Machasin (mantan Dirjen Bimas Islam), Dr KH Malik Madani (dosen UIN), Dr Siti Ruhaini Dzuhayatin (dosen UIN yang kini memimpin Komisi HAM di Organisasi Konferensi Islam), Dr Farid Mustofa (UGM) dan lain-lain.

Saat Raja Salman berkunjung ke Indonesia, dan membawa lebih dari 1.500 orang langsung dipromosikan Menpar Arief Yahya. Bahkan ada program “Napak Tilas” Raja Salman yang cukup berdampak.

Baca juga:  Ubud Writers and Readers 2017 Hidupkan Ekonomi Ubud Bali

Dubes Agus Maftuh berusaha meningkatkan kunjungan wisatawan maupun pengusaha Arab ke Indonesia, serta peningkatan jumlah jamaah haji, diapresiasi “guru spiritual”nya KH Malik Madani. Malik Madani menyebut itu semua karena Agus Maftuh melakukan diplomasi dengan cara berbeda dengan para diplomat karir.

“Agus Maftuh ini suka blusukan. Keluar malam ketemu pangeran tanpa protokoler. Melakukan lobi atau diplomasi lewat jalur nonformal guna memuluskan urusan. Dia bukan tipe diplomat priyayi. Saya doakan semoga lancar sampai akhir pengabdian tanpa masalah, tanpa rapor merah,” kata Malik Madani.

Saat ini viral di Saudi, video yang memperlihatkan Dubes RI Agus Maftuh dan para pangeran dalam lelang kurma. Dubes Maftuh tidak canggung berada di tengah-tengah para pangeran tersebut.

Malik juga menyebut hingga 1,5 tahun kinerjanya, Dubes Maftuh dia nilai dengan angka sembilan, dari skala 10. Malik Madani lantas meminta Dubes  Agus untuk terus memperhatikan TKI dan TKW dengan lebih baik. Agar mereka tidak membuat ulah atau bikin masalah. “Terutama orang-orang dari kampung saya, Madura,” kata Malik Madani disambut gerrr.

Baca juga:  Presiden Jokowi: Jaga Pertumbuhan Positif Pariwisata Bali

Agus Maftuh pun menceritakan, dirinya menghapus istilah TKI atau TKW di Arab. “Saya sebut mereka ekspatriat. Jadi sama dengan diplomat. Sehingga saya minta mereka untuk menjaga nama baik negara juga. Nah, untuk saudara-saudara kita dari tempatnya Pak Malik, saya atasi dengan membawa nama beliau. Ternyata manjur hahaha,” ungkap Agus.

Siti Ruhaini Dzuhayatin yang sering ketemu dalam kerja diplomasi di Organisasi Konferensi Islam, menyebut Dubes Agus sangat berhasil. Dubes Agus berhasil membawa Indonesia dalam posisi yang equal, sederajat, dengan Arab Saudi. Hubungannya sangat dekat tapi bukan subordinat.

“Dekat tapi​ tidak secara afiliatif melainkan partnership. Bukan underdog. Bisa memasuki banyak aspek. Sehingga KBRI mampu membebaskan hukuman mati untuk beberapa warga kita,” ungkap perempuan yang biasa disapa Eni ini. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *