AMLAPURA, BALIPOST.com – Data jumlah pengungsi terus meroket. Enam hari pascastatus Gunung Agung naik menjadi level awas, jumlah pengungsi yang tercatat di Posko Komando Siaga Darurat Bencana Erupsi Gunung Agung, sampai pukul 18.00 wita, sudah menembus angka 134.229 orang. Jumlah pengungsi ini jauh membengkak dari perkiraan BNPB sebanyak 64.000 orang. Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB, Wisnu Wijaya, menyebut jumlah pengungsi terbaru ini tidak masuk akal.

Ini terungkap saat rapat evaluasi Satgas Siaga Darurat Bencana  Erupsi Gunung Agung di Posko Komando, Gedung Pelabuhan Tanah Ampo, Kecamatan Manggis (28/9) malam. Kenaikan jumlah pengungsi ini menurutnya disebabkan oleh pemahaman tentang bahaya bencana yang keliru, hingga membuat warga di luar Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, II mampun I, ikut berbondong-bondong mengungsi. “Kalau jumlah pengungsi naik terus, ini bisa chaos (kekacauan). Perkembangan jumlah pengungsi ini sudah tidak masuk akal,” papar Wisnu Wijaya.

Baca juga:  Angin Kencang, KMP Gunsa 8 Kandas

Bila kenaikan jumlah pengungsi ini terus terjadi, pemerintah akan kesulitan menyediakan logistik bagi para pengungsi. Sehingga, menurutnya, ini perlu segera disikapi dengan sosialisasi ke pusat-pusat pengungsian, mengenai warga daerah mana yang seharusnya mengungsi dan daerah mana yang tidak. Ini harus segera dipertegas. Masyarakat yang berada di zona aman, seharusnya tidak perlu mengungsi. Dia menyarankan, warga di luar Kawasan Rawan Bencana sebaiknya pulang ke rumah masing-masing.

Kalau daerahnya aman, menurut Wisnu Wijaya, warga sebaiknya tinggal di rumah sendiri saja, dari pada tinggal di lokasi pengungsian. Masyarakat tidak perlu takut berlebihan. Tetapi, harus sama-sama memahami petunjuk pemerintah. Dia mengakui, ini terjadi karena proses sosialisasi kepada masyarakat ke desa-desa yang kurang. Untuk menyikapi membengkaknya jumlah pengungsi ini, Wakil Komandan Satgas Siaga Darurat Bencana Erupsi Gunung Agung, AKBP I Gede Ardana, mengatakan Satgas akan membentuk tim sosialisasi, untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat Karangasem.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Meningkat Tajam, Satgas PKM Polda Bali Sasar Tiga Wilayah Ini

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho merilis data terbaru pengungsi sebanyak 134.229 jiwa tersebut, berada di Kabupaten Badung 15 titik (5.879 jiwa), Kabupaten Bangli 30 titik (6.158 jiwa), Kabupaten Buleleng 26 titik (16.901 jiwa), Kota Denpasar 51 titik (11.036 jiwa), Kabupaten Gianyar 16 titik (12.084 jiwa), Kabupaten Jembrana 29 titik (420 jiwa), Kabupaten Karangasem 122 titik (49.575 jiwa), Kabupaten Klungkung 173 titik (27.395 jiwa) dan Kabupaten Tabanan  26 titik (4.851 jiwa).

Pihaknya juga mengakui, membengkaknya jumlah pengungsi ini karena disebabkan masyarakat yang tinggal di luar radius berbahaya pun ikut mengungsi. Sebagai contoh, warga di Kota Amlapura. Sesungguhnya mereka tinggal di tempat yang aman. Namun karena sulitnya memahami dan mengetahui batas radius berbahaya di lapangan menyebabkan masyarakat di wilayah ini juga ikut mengungsi. Batas radius berbahaya yang ada di peta, tidak dipahami di lapangan. Masyarakat sulit mengetahui posisi sebenarnya.

Baca juga:  XL Pastikan Jaringan Aman Pascapeningkatan Aktivitas Gunung Agung

Meski jumlah pengungsi terus bertambah, pihaknya memastikan ketersediaan logistik masih mencukupi hingga satu bulan ke depan. Bantuan terus berdatangan, baik bantuan dari pemerintah, pemda, dunia usaha dan masyarakat. Distribusi bantuan ke pengungsi juga berjalan dengan lancar. Jika ada beberapa titik pengungsian belum menerima bantuan, menurutnya disebabkan pos pengungsi mandiri tersebut tidak melaporkan ke petugas Posko Komando Siaga Darurat Bencana Erupsi Gunung Agung. Pendataan terus dilakukan agar penyaluran bantuan dapat melayani semua pengungsi.

Dia menambahkan, aktivitas vulkanik Gunung saat ini tetap masih tinggi. Tingginya gempa vulkanik menunjukkan masih berlangsungnya dorongan magma ke permukaan. Pengamatan visual tanda-tanda erupsi belum tampak. Tidak dapat diprediksi pasti kapan Gunung Agung akan meletus. Status tetap awas atau level VI. (Bagiarta/Bali Post)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *