JAKARTA, BALIPOST.com – Tak mau ketinggalan dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang mengusulkan pembangunan apartemen, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI juga menyatakan keinginan memiliki gedung baru.

Ketua DPD Oesman Sapta Odang (OSO) mengatakan, kebutuhan gedung baru bagi DPD juga mendesak. “Sangat mendesak untuk DPD,” kata Oesman Sapta di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (15/8).

Dia meyakini, keinginan gedung baru DPD akan didukung dan pemerintah. “Secara politis, DPR mengakui bahwa DPD memerlukan alat kerja, kelengkapan kerja,” kata OSO yang juga Ketua Umum Partai Hanura.

Baca juga:  Gugatan Pilpres Berdampak Penetapan DPRD Ditunda

OSO memperkirakan anggaran yang dihabiskan untuk membangun gedung baru DPD tidak akan lebih dari Rp 1 triliun. Keinginan tersebut telah disampaikannya kepada Presiden Joko Widodo.

Meski belum bisa memastikan apakah usulan tersebut diterima oleh Presiden Jokowi. Namun, pada pertemuan dua bulan lalu, Jokowi disebut mengumbar senyum ketika dirinya mengajukan usulan tersebut. “Kami tidak tahu perasaan presiden, tapi kalau senyum-senyum tanda-tanda,” ungkap OSO.

Baca juga:  Kasus Baru Covid-19 Meningkat di Italia

Lebih jauh, OSO menjelaskan usulan pembangunan gedung baru itu lantaran operasional DPD saat ini menumpang gedung milik Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Pembangunan gedung baru DPD merupakan proyek yang ada sebelum masa kepemimpinannya. Dengan demikian, usulan yang disampaikannya ini sebenarnya hanya meneruskan realisasi proyek dari kepemimpinan DPD RI sebelumnya.

Sejauh ini, katanya, DPD sudah memiliki blueprint dari pembangunan gedung tersebut. DPD berencana membangun gedung sebanyak 20 lantai dengan nilai anggaran sekitar Rp1 triliun di salah satu lahan terbuka di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Dana proyek sedianya akan menggunakan anggaran DPD tahun 2018 yang akan disahkan dalam waktu dekat.

Baca juga:  Indonesia Bangkit, Kalau Ini Terwujud

Mengenai tawaran Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah yang menyarankan agar DPD menggunakan Gedung Nusantara I DPR, ia menolaknya. Sebab, gedung Nusantara I tersebut konstruksinya sudah miring. “Masa (Gedung DPR) miring mau dikasih DPD,” sindirnya. (Hardianto/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *