Hari Buruh
Pekerja sedang menurunkan nanas dari truk di Pasar Anyar Sari. Memperingati Hari Buruh, pekerja diimbau tidak turun ke jalan. (BP/dok)
DENPASAR, BALIPOST.com – Hari raya agama Hindu yang datang secara beruntun yaitu Nyepi, Galungan, Kuningan perlu antisipasi terjadinya inflasi karena hari raya permintaan komoditi upacara meningkat. Deputi Direktur Bidang Asesmen dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia (BI) Bali, Azka Subhan, Kamis (30/3) mengatakan, komoditi yang perlu diwaspadai adalah holtikultura seperti bawang, cabai, wortel, buncis, tomat.

Selain holtikultura, ayam dan telur ayam ras juga perlu diwaspadai karena sering mengalami fluktuasi harga. “Yang kita khawatirkan kan kondisi cuaca menuju musim kering,” ujarnya.

Komoditas perikanan seiring terjadinya gelombang tinggi meski sifatnya jangka pendek juga perlu diwaspadai. Namun diakui pihaknya mengantisipasi dengan cara impor.

Pihaknya memperkirakan inflasi Maret 2017 sebesar 0,52 % (mtm) atau 4,97 % (yoy). Namun demikian, seiring dengan turunnya beberapa komoditas seperti bumbu-bumbuan dan ikan laut, inflasi Maret diperidiksi lebih rendah dari perkiraan.

Baca juga:  Jelang Hari Raya Keagamaan, Inflasi Cenderung Stabil dan Stok Tercukupi
Pantauan di Pasar Anyar Sari, Kamis (30/3), truk bermuatan buah dan bahan upakara mulai berdatangan. “Iya mulai datang pagi tadi,” kata Agus, pemilik toko buah di Pasar Anyar Sari. Saat itu satu truk nanas diturunkan dari truk. Nanas yang datang dari Kediri itu dikatakan memang sedang musim.

Selain nanas, jambu kristal juga datang dari Banyuwangi, pepaya Thailand dari Jember, semangka dari Jawa Timur. “Di Bali ada juga semangka di Negara, tapi stoknya sedikit. Harganya juga lebih mahal Rp 4.000, kalau di Jawa Rp 3.000,” ungkapnya.

Kepala Pasar Anyar Sari, Sujana mengatakan, situasi transaksi pasar sudah mulai meningkat. “Yang biasanya satu toko satu truk, sekarang bisa 2-3 truk,” imbuhnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *