
DENPASAR, BALIPOST.com – Kinerja sektor akomodasi pariwisata di Bali sepanjang tahun 2025 menunjukkan tren yang stabil dan positif. Berdasarkan data Room Occupancy Rate (ROR) hotel berbintang di Bali periode 2021–2025, tingkat hunian kamar hotel pada tahun 2025 rata-rata mencapai 60,85 persen, relatif seimbang dibandingkan tahun 2024 yang berada pada angka 62,23 persen.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, I Wayan Sumarajaya, menyampaikan bahwa capaian tersebut mencerminkan keberlanjutan pemulihan pariwisata Bali pascapandemi sekaligus menandakan kualitas kunjungan wisatawan yang semakin baik.
“Rata-rata okupansi hotel di Bali pada 2025 berada di atas 60 persen. Ini menunjukkan pariwisata Bali berjalan cukup stabil dan tidak hanya bergantung pada musim tertentu,” ujar Sumarajaya, Sabtu (27/12).
Secara bulanan, tingkat hunian hotel pada 2025 mencapai angka tertinggi pada Agustus sebesar 69,54 persen, disusul September 68,17 persen dan Juli 67,75 persen, seiring dengan puncak musim liburan wisatawan mancanegara dan nusantara. Sementara itu, tingkat hunian terendah tercatat pada Maret sebesar 46,61 persen dan Februari 51,62 persen.
Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, tingkat hunian hotel Bali menunjukkan peningkatan signifikan sejak 2021 yang hanya mencatat rata-rata 13 persen, kemudian naik menjadi 35,32 persen pada 2022, 53,05 persen pada 2023, hingga mencapai lebih dari 60 persen pada 2024 dan 2025.
Menurut Sumarajaya, stabilnya okupansi hotel ini sejalan dengan arah kebijakan pembangunan pariwisata Bali yang menitikberatkan pada pariwisata berkualitas dan berkelanjutan, bukan semata mengejar lonjakan jumlah kunjungan.
“Kami mendorong agar kunjungan wisatawan berkualitas, tinggal lebih lama, dan memberi dampak ekonomi yang merata bagi masyarakat, sekaligus tetap menjaga budaya dan lingkungan Bali,” tegasnya.
Ia menambahkan, Pemerintah Provinsi Bali bersama pelaku industri pariwisata terus memperkuat promosi berbasis kalender event, peningkatan pelayanan, serta pengendalian pembangunan akomodasi agar keseimbangan pariwisata Bali tetap terjaga.
Alhasil, diungkapkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan ke Bali sepanjang tahun 2025 mencapai 16.094.280 orang. Angka tersebut merupakan akumulasi kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) berdasarkan data sementara hingga 25 Desember 2025.
Dari total tersebut, kunjungan wisnus masih mendominasi dengan jumlah 9.182.754 orang, sementara wisman tercatat sebanyak 6.911.526 orang.
Menurutnya, capaian ini menunjukkan pemulihan dan pertumbuhan sektor pariwisata Bali yang semakin stabil sepanjang tahun 2025. “Tren kunjungan wisatawan relatif konsisten dengan peningkatan signifikan pada periode pertengahan tahun, terutama pada bulan Juni hingga Agustus yang bertepatan dengan musim liburan,” ujarnya.
Data mencatat puncak kunjungan terjadi pada bulan Juni 2025 dengan total 1.540.747 wisatawan, disusul bulan Juli sebanyak 1.497.228 wisatawan dan Agustus 1.453.144 wisatawan. Sementara itu, kunjungan terendah terjadi pada bulan Desember, dengan total 934.856 wisatawan, seiring masih berlangsungnya pendataan hingga akhir tahun.
Sumarajaya menegaskan bahwa capaian ini merupakan hasil dari sinergi antara pemerintah, pelaku industri pariwisata, dan masyarakat dalam menjaga kualitas destinasi serta pelayanan pariwisata Bali. Ke depan, Pemprov Bali akan terus mendorong penguatan pariwisata berbasis budaya, berkualitas, dan berkelanjutan. (Ketut Winata/balipost)










