Perwakilan Rektor IMK Singaraja. (BP/Yud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Akses pendidikan tinggi bagi masyarakat kurang mampu kembali diperluas. Institut Mpu Kuturan (IMK) Singaraja resmi mendapat kuota program Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS) dari Pemerintah Provinsi Bali. Program ini melengkapi dua skema beasiswa yang telah berjalan sebelumnya, yakni Program Indonesia Pintar Kuliah (PIPK) dan Peningkatan Prestasi Akademik (PPA).

Perwakilan Rektor IMK, Ida Bagus Wika Krishna, mengatakan bahwa program SKSS merupakan salah satu bentuk komitmen Pemprov Bali untuk memberikan kesempatan pendidikan tinggi bagi keluarga yang belum memiliki lulusan sarjana.

Baca juga:  Kodim Badung Bantu Keluarga Kurang Mampu

“IMK mendapat kuota 30 mahasiswa penerima beasiswa SKSS. Setelah proses pendaftaran dan seleksi, data penerima yang lolos telah kami serahkan ke Pemprov Bali,” jelasnya, Selasa (2/12)

Menurutnya, beasiswa SKSS diprioritaskan untuk mahasiswa semester satu. Selain menanggung Uang Kuliah Tunggal (UKT), bantuan ini juga mencakup biaya hidup.

“Nilainya cukup signifikan, sekitar Rp13 juta per mahasiswa per tahun. Jika dihitung, sudah cukup membantu biaya hidup mahasiswa. Apalagi beasiswa ini diberikan sampai lulus,” terangnya.

Baca juga:  Masalah Sosial di Bali, Memberdayakan Disabilitas hingga Keluarga Kurang Mampu agar Produktif

Dengan hadirnya program SKSS, IMK kini memiliki tiga skema beasiswa aktif. Kondisi ini dinilai penting seiring pesatnya pertumbuhan jumlah mahasiswa dan meningkatnya persaingan untuk memperoleh dukungan pendidikan.

“Kuota PIPK biasanya antara 150–200, namun sekarang tidak lagi mencukupi untuk mengakomodasi mahasiswa yang berpotensi menerima beasiswa. Penambahan 30 kuota SKSS tentu memperluas kesempatan pendidikan bagi generasi muda Bali,” katanya.

Secara keseluruhan, tahun 2025 IMK menyalurkan beasiswa kepada 300 mahasiswa penerima PPA, 100 penerima PIPK, dan 30 penerima SKSS. “Untuk program SKSS, saat ini proses pencairan dana sudah berjalan,” pungkasnya. (yudha/balipost)

Baca juga:  Terhimpit Ekonomi, Anak Derita Hidrocepalus Sempat Enam Bulan Tak Bisa Berobat

 

 

 

BAGIKAN