
DENPASAR, BALIPOST.com – Pemerintah Kota Denpasar melakukan perbaikan jalan dan jembatan sepanjang 23,726 kilometer tahun ini yang tersebar di beberapa titik.
Di beberapa ruas jalan yang disasar tahun ini juga dilakukan perbaikan drainase seperti Jalan Kartini, Nakula, Arjuna, Abimanyu, Jalan Padma, dan Jalan Danau Tamblingan.
Perbaikan drainase ini ditekankan agar bisa memperlancar saluran air. Dinas PUPR mengancam tidak akan membayarkan termin terakhir kepada rekanan jika masih ditemukan air masih menggenang dari perbaikan drainase.
Hal tersebut sesuai dengan instruksi Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara yang menekankan normalisasi saluran air dari perbaikan drainase.
Kepala Dinas PUPR Kota Denpasar, AA Ngurah Bagus Airawata saat diwawancarai, Minggu (23/11) mengatakan, rekanan harus benar-benar memastikan setelah proyek selesai air mengalir lancar.
“Kami minta bersihkan. Kalau airnya masih tergenang, kami suruh perbaiki. Itu sesuai klausul kontrak, minta rekanan bekerja maksimal,” kata Airawata.
Airawata menambahkan, sebelum dilakukan serah terima pertama, pihaknya akan mengontrol semua proyek. Demikian saat serah terima pertama, drainase sudah harus bersih dan tidak ada air menggenang.
“Kalau sudah bersih, baru kami bayar termin terakhir. Kalau belum kami tunda sampai diperbaiki,” paparnya.
Sebelumnya, Wali Kota Jaya Negara menyoroti beberapa perbaikan drainase dan trotoar di Denpasar. Dia menyebut, dalam beberapa kasus, pekerjaan dilakukan dengan cara menutup saluran terlebih dahulu tanpa memastikan bagian bawahnya benar-benar dibersihkan atau dinormalisasi.
“Catatan kami, banyak drainase yang dikerjakan dipasang dulu, padahal di bawahnya tidak digelontor. Itu terjadi di beberapa titik,” papar Jaya Negara.
Pihaknya pun sudah menyampaikan PUPR jangan sampai hal seperti itu terjadi lagi. Pihaknya menekankan bahwa prinsif utama dalam proyek drainase bukanlah penataan estetika, melainkan efektivitas fungsi hidrologi. Karena itu, sebelum saluran ditutup atau disemen, pekerjaan penggelontoran dan normalisasi aliran air harus menjadi prioritas utama. (Widiastuti/bisnisbali)










