Suasana pelaksanaan Parikrama Wana Kerthi di Pura Penataran Pucak Mangu, Banjar Tinggan, Kabupaten Badung, Selasa (4/11). (BP/istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Sebagai wujud cinta kasih terhadap hutan dan alam semesta, umat Hindu menggelar Parikrama Wana Kerthi di Pura Penataran Pucak Mangu, Banjar Tinggan, Kabupaten Badung, Selasa (4/11).

Upacara suci ini dipimpin Ida Cokorda Mengwi XIII selaku Pengerajeg Karya Pujawali Pura Penataran Agung Pucak Mangu, dengan tujuan memuliakan alam, mengingatkan manusia pada welas asih, serta menjaga keseimbangan ekosistem semesta.

Rangkaian kegiatan ini merupakan bagian dari Karya Agung, Padudusan Agung, Tawur Balik Sumpah, dan upacara suci lainnya. Sebelumnya, pada Sabtu (1/11), telah digelar Upacara Danu Kertih di Ulun Danu Beratan. Adapun puncak upacara akan berlangsung saat Purnama Kelima, di Pura Penataran Agung Pucak Mangu, Rabu (5/11).

Baca juga:  Pamsimas Desa Akah Tak Berfungsi 

“Ini merupakan rangkaian dari Karya Agung, Padudusan Agung, Tawur Balik Sumpah dan upacara suci lainnya. Pelaksanaan upacara ini pada intinya adalah ngrastitiang jagat beserta isi alamnya. Tentunya agar umat memohon keselamatan, kerahajengan, dan kerahayuan,” ujar Ida Cokorda Mengwi XIII saat ditemui di lokasi upacara.

Ia menambahkan, belakangan ini berbagai fenomena dan bencana alam menjadi pengingat bagi umat manusia untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Sosok yang pernah menjabat Bupati Badung dua periode (2005–2015) sekaligus Anggota DPD RI Utusan Bali (2019–2024) ini menegaskan bahwa manusia dan alam tidak dapat dipisahkan. “Fenomena alam ini kan sungguh memprihatinkan, seperti banjir yang ada di mana-mana. Kami secara spiritual melaksanakan upacara wana kertih ini,” tegasnya.

Baca juga:  Wana Kerthi Strategi Selamatkan Kawasan Hulu Bali

Lebih jauh, Ida Cokorda Mengwi XIII mengajak umat Hindu kembali meneladani filsafat Tri Hita Karana, yaitu menjaga hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, dan manusia dengan alam. “Seperti filsafat Tri Hita Karana, kita harus lakukan itu. Saya selaku Pengerajeg Karya, melaksanakan rangkaian ngrastitiang jagat ini, agar ke depannya umat Hindu secara sekala dan niskala menjaga hutan serta alam lingkungannya,” bebernya.

Baca juga:  Gubernur Koster Terima Suntikan Vaksin Covid-19 Kedua

Sebagai bagian dari upacara Wana Kerthi, dilakukan pula pelepasan satwa seperti kijang dan burung-burung ke alam bebas, sebagai simbol pelestarian ekosistem. “Kami dorong umat Hindu, saling menjaga ekosistem alam. Lewat pelespasliaran binatang kijang dan burung-burung bisa membantu menjaga ekosistem alam (Wana Kertih) di areal Pura Pucak Mangu,” tutupnya.

Upacara suci Wana Kerthi ini turut dipuput oleh Ida Pedanda Gede Oka Watulumbang Manuaba (Griya Magelung Baha), Ida Pedanda Gede Giri Arimbawa Simpangan (Griya Simpangan Pelaga), Ida Pedanda Buddha Giri (Griya Gunung Sari Peliatan Ubud), dan Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Pancering Bhuwana.(Parwata/balipost)

 

BAGIKAN