Arsip foto - Purbaya Yudhi Sadewa saat doorstop Gedung di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (2/1/2025). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Tunggakan kegiatan berupa meeting, incentive, convention, exhibition (MICE), event dan multievent pemerintah yang belum terbayarkan ke vendor mencapai hampir Rp400 miliar. Lebih dari empat tahun tunggakan ini belum terselesaikan.

Terkait adanya tunggakan ini, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan bakal menelusurinya.

Dikutip dari Kantor Berita Antara, ia menegaskan pemerintah akan memeriksa kembali posisi penanganan masalah tersebut guna memastikan penyelesaian yang adil bagi seluruh pihak.

“Nanti segera saya cek, karena 2021 kan saya belum tahu (belum jadi Menteri Keuangan). Soal ini belum sampai ke saya juga. Tapi memang saya pernah dengar ada vendor atau kontraktor yang mengerjakan proyek pemerintah atau kementerian yang sampai saat ini belum dibayar, padahal pelaksanaannya sudah berjalan,” ujarnya, Kamis (23/10).

Baca juga:  Mobil yang Digunakan Ngebom Gereja GPPS Surabaya Dibeli di Banyuwangi

Menkeu berjanji akan berupaya untuk menyelesaikannya. ”Saya akan lihat sudah sampai mana penanganannya dan akan saya pelajari untuk diselesaikan,” ujar dia.

Sebelumnya, para pelaku usaha yang tergabung dalam Indonesia Congress and Convention Association (INCCA) dan Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) mengeluhkan pembayaran pagelaran (event) pemerintah yang belum dibayarkan.

Padahal, kegiatan sudah selesai, seperti pada PON XX Papua tahun 2021 yang sudah empat tahun. Hal itu membuat iklim tidak kondusif bagi tumbuhnya dunia usaha.

Ketua Umum DPP INCCA Iqbal Alan Abdullah mengatakan ada Rp340 miliar utang PON Papua belum dibayarkan ke para pelaku usaha yang umumnya usaha kecil dan menengah mulai dari usaha katering, kontraktor pameran, transportasi, penyelenggaraan pembukaan dan penutupan dan lainnya.

Baca juga:  Meski Rumit, DPR-Pemerintah Disarankan Laksanakan putusan MK

Itu belum termasuk utang Perpanas XVII Tahun 2021 yang juga di Papua Rp58 miliar, sehingga total hampir Rp400 miliar.

Menurut Iqbal, keterlambatan pembayaran itu berdampak serius terhadap keberlangsungan usaha anggota mereka yang mayoritas mengandalkan arus kas jangka pendek untuk operasional.

Maka dari itu, ia berharap Kementerian Keuangan di bawah kepemimpinan Purbaya segera menindaklanjuti untuk melunasi kewajiban kepada para vendor.

“Ini supaya anggota kami ini bisa bergerak kembali, dan roda bisnis secara nasional juga bisa berputar demi mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja,” kata Iqbal, mengharapkan.

Baca juga:  Selama 6 Jam, Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki Capai 19 Kali

Lebih lanjut, ia mengatakan INCCA dan Asita berharap kepada pemerintah untuk mendorong pembayaran kepada pemenang tender kegiatan MICE-Event dan multievent pemerintahan dengan uang muka dan pembayaran bertahap hingga kegiatan selesai diselenggarakan.

Bukan seperti saat ini yang mana pembayarannya 100 persen selalu dilakukan setelah kegiatan itu berlangsung.

“Kami juga berharap pemerintah juga bisa memberikan kemudahan kredit perbankan untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan atau event yang dibiayai APBN/APBD/BUMN/BUMD dengan jaminan invoice atau SPK sebesar 50-60 persen seperti di negara lain misalnya di Singapura dan Australia,” ujar Iqbal. (kmb/balipost)

BAGIKAN