Upacara melaspas dan mecaru Situs Kertalangu, Selasa (21/10). (BP/istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Jejak kerajaan Bali Kuno di Kertalangu berupa situs telah rampung ditata. Untuk itu, dilakukan upacara pamelaspasan pada Selasa (21/10).

Situs Kertalangu merupakan kawasan bersejarah yang diyakini telah ada sejak masa kerajaan Bali Kuno. Berdasarkan catatan sejarah, wilayah ini dahulu merupakan lokasi Kerajaan Kertalangu (sekitar tahun 1350–1615 M) dengan raja terakhirnya Kyai Anglurah Agung Pinatih Mantra.

Kini, lahan eks Balitex Kesiman Kertalangu seluas sekitar 16 are tersebut menjadi ruang napak tilas sejarah dan budaya, dilengkapi wantilan untuk kegiatan paiketan, aktivitas sosial, seni, dan budaya. Situs Kertalangu juga berdekatan dengan SMP Negeri 14 Denpasar, SMA Negeri 9 Denpasar, yang menjadi pusat pendidikan di wilayah Denpasar Timur.

Baca juga:  Bersamaan Nyepi, Warga Muslim di Bali Diminta Atur Pelaksanaan Tarawih Pertama

Ke depan, kawasan ini diharapkan menjadi destinasi pariwisata budaya (heritage) unggulan Kota Denpasar yang merefleksikan harmonisasi antara sejarah, hingga budaya. Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara mengatakan, pelaksanaan pamelaspasan dan mecaru ini merupakan rangkaian penyucian dan penyempurnaan kawasan suci setelah dilaksanakan penataan area di sekitar situs.

Upacara ini menjadi bagian penting dalam menjaga kesucian, kelestarian, serta nilai spiritual Situs Kertalangu sebagai salah satu warisan sejarah dan pusat budaya masyarakat Kota Denpasar. Pelestarian situs bersejarah tidak hanya dimaknai sebagai pelestarian bangunan fisik, melainkan juga pelestarian nilai-nilai budaya dan spiritual yang diwariskan leluhur.

Baca juga:  Diduga Terlibat Sindikat Jual Beli Ginjal, Oknum Imigrasi Diberhentikan Sementara

“Situs Kertalangu memiliki nilai historis dan spiritual yang tinggi. Melalui upacara pamelaspasan ini, kita tidak hanya melakukan penyucian secara niskala, tetapi juga memperkuat rasa bhakti dan kebersamaan masyarakat. Hal ini sejalan dengan semangat Tri Hita Karana, menjaga keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan lingkungan,” ujarnya.

Ia juga menegaskan komitmen Pemerintah Kota Denpasar untuk terus mendukung upaya pelestarian situs sejarah, budaya, dan kegiatan adat-religius masyarakat. “Denpasar adalah kota yang tumbuh dari akar budaya yang kuat. Upaya pelestarian seperti ini merupakan bagian dari visi kami,” imbuhnya.

Baca juga:  Museum Subak Tahun Depan Jadi Satu Paket Destinasi Wisata Baru

Sementara itu, Kabag Kesra Setda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Surya Antara menyampaikan bahwa pamelaspasan menjadi momentum penting untuk memuliakan kembali kesucian kawasan Situs Kertalangu setelah dilakukan penataan dan pembangunan fasilitas pendukung.

“Upacara pamelaspasan kami laksanakan dengan penuh bakti agar tempat ini senantiasa suci, teduh, dan menjadi sumber vibrasi positif bagi masyarakat. Semoga situs ini terus menjadi ruang spiritual dan edukatif bagi generasi muda,” ujar Ida Bagus Alit Surya Antara. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN