Gubernur Bali, Wayan Koster. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Gubernur Bali, Wayan Koster menyampaikan untuk menjadikan Bali tetap eksis dan berdaya saing hingga masa mendatang, maka Bali yang dihuni oleh jutaan warga heterogen harus bisa bertahan dengan sumber daya alam yang dimiliki. Terutama untuk kebutuhan pangan yang bersifat primer. Hal ini disampaikannya saat menghadiri Forum Pengembangan Ekonomi Daerah, di Hyatt Regency Sanur, Senin (20/10).

Gubernur Koster mengatakan secara global Bali hingga saat ini masih mampu memenuhi kebutuhan primer, terutama pangan dari sumber daya yang dimilikinya. Seperti, beras, umbi – umbian, bawang merah, cabai, sayur mayur, coklat dan kopi, kecuali bawang putih.

Sebab, bawang putih yang diproduksi lokal Bali, sekalipun memiliki rasa yang lebih kuat, namun terganjal dengan harga jual yang lebih mahal, sehingga bawang putih import hingga saat ini masih mendominasi pasar. Hal ini menyebabkan petani Bali belum menanam sendiri di tanahnya.

Baca juga:  Buka BBTF 2023, Gubernur Koster Tegaskan Budaya Hulunya Pariwisata Bali

Untuk itu, Gubernur Koster mengajak semua membenahi daya saing kualitas bahan pangan. Bali saat ini juga sedang bertumbuh memanfaatkan sandang lokal, khususnya pakaian yang terbuat dari kain tenun tradisional berupa endek dan songket.

Hal ini harus terus didukung agar perekonomian Bali dapat terus berputar dan berada di posisi aman. Dimana bahan sandang dan bahan pokok pangan di hasilkan oleh orang Bali sendiri, digunakan/ dimanfaatin oleh orang Bali juga.

“Hal ini tentu akan memberikan upaya yang positif dan masif bagi perkembangan perekonomian kreatif di Bali,” ujarnya.

Baca juga:  Menperin Usulkan Insentif Kendaraan Hybrid

Meskipun tak mudah, karena ada beberapa tantangan dan permasalahan yang harus diselesaikan. Seperti alih fungsi lahan sawah yang terus meningkat, kapasitas infrastruktur dan transportasi publik yang belum memadai serta terdapat tindakan penodaan tempat suci yang masih sering terjadi.

Gubernur Koster menyampaikan optimis akan mampu membangun Bali melalui visinya “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana dalam Era Baru 100 Tahun ke Depan, dengan menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, untuk mewujudkan kehidupan krama bali yang sejahtera dan bahagia baik secara sekala maupun Niskala.

Ditambahkannya, untuk mewujudkan Bali yang berkarakteristik dan kuat dengan sumberdayanya, pembangunan Bali akan dilakukan dalam satu kesatuan wilayah, yakni 1 Pulau, 1 Pola dan 1 Tata Kelola demi nindihin gumi Bali.

Baca juga:  Sukseskan Pelantikan Presiden, Diimbau Gelar Doa Bersama Lintas Agama

Deputi Komisioner Hubungan Internasional Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendaan Terorisme (APU PPT), Bambang Mukti Riyadi yang hadir langsung pada kesempatan ini, menyampaikan bahwa OJK sebagai industri keuangan bisa optimal melaksanakan fungsi penggerak ekonomi kreatif di tengah masyarakat, baik itu di sektor perkebunan, peternakan dan pertanian.

Untuk mewujudkan ekonomi kreatif yang mampu menjadi energi perputaran perekonomian masyarakat, pihaknya secara bersinergi, berkolaborasi dan berkoordinasi dengan kemitraan terpadu daerah dan tim percepatan akselerasi ekonomi daerah tergabung dalam Forum Pengembangan Ekonomi Daerah, untuk mewujudkan ekonomi kreatif sebagai pilar pengembangan ekonomi daerah. (kmb/balipost)

BAGIKAN