Karyawan menunjukkan sampel emas batangan di Butik Emas Logam Mulia ANTAM kompleks DP Mall, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (4/9/2025). (BP/Antara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Harga emas batangan dari tiga produk ternama, yaitu Antam, Galeri24, dan UBS, kembali mengalami kenaikan untuk hari ketiga secara beruntun. Mengacu pada data resmi dari Sahabat Pegadaian, pada Jumat (17/10) hari ini, seluruh produk logam mulia tersebut menunjukkan tren penguatan harga yang konsisten.

Emas Antam mencatatkan lonjakan signifikan, dari Rp2.622.000 menjadi Rp2.648.000 per gram. Galeri24 pun tak ketinggalan, naik dari Rp2.405.000 menjadi Rp2.426.000 per gram. Sementara UBS mengalami kenaikan lebih tipis, dari Rp2.466.000 menjadi Rp2.471.000 per gram.

Baca juga:  Komunitas dan Konsulat Kehormatan Ukraina Bali Ajak Puluhan Anak Panti Liburan

Produk emas Galeri24 tersedia dalam pilihan berat mulai dari 0,5 gram hingga 1 kilogram, sedangkan UBS ditawarkan dengan berat dari 0,5 gram hingga 500 gram.

Berikut rincian harga terkini untuk masing-masing produk:

Harga Emas Antam

  • 0,5 gram: Rp1.380.000
  • 1 gram: Rp2.648.000
  • 2 gram: Rp5.230.000
  • 3 gram: Rp7.817.000
  • 5 gram: Rp12.991.000
  • 10 gram: Rp25.922.000
  • 25 gram: Rp64.666.000
  • 50 gram: Rp129.245.000
  • 100 gram: Rp258.404.000
  • 250 gram: Rp645.717.000
  • 500 gram: Rp1.291.202.000
  • 1.000 gram: Rp2.582.360.000
Baca juga:  Libur Tahun Baru, Trafik 4G LTE XL Naik 300 Persen

Harga Emas UBS

  • 0,5 gram: Rp1.336.000
  • 1 gram: Rp2.471.000
  • 2 gram: Rp4.903.000
  • 5 gram: Rp12.114.000
  • 10 gram: Rp24.101.000
  • 25 gram: Rp60.133.000
  • 50 gram: Rp120.018.000
  • 100 gram: Rp239.941.000
  • 250 gram: Rp599.675.000
  • 500 gram: Rp1.197.937.000

Harga Emas Galeri24

  • 0,5 gram: Rp1.273.000
  • 1 gram: Rp2.426.000
  • 2 gram: Rp4.778.000
  • 5 gram: Rp11.858.000
  • 10 gram: Rp23.650.000
  • 25 gram: Rp58.981.000
  • 50 gram: Rp117.867.000
  • 100 gram: Rp235.618.000
  • 250 gram: Rp588.754.000
  • 500 gram: Rp1.176.927.000
  • 1.000 gram: Rp2.353.854.000. (Pramana Wijaya/balipost)
Baca juga:  Desa Adat Tonja Berlakukan Pola “Ngayah” Lebih Fleksibel

BAGIKAN