Seorang pembeli berbelanja di salah satu pedagang di pasar tradisional. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional delapan persen pada tahun 2029. Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bali menilai guna mewujudkan transformasi dan akselerasi pertumbuhan tersebut, perlu adanya sinergi dan kolaborasi lintas stakeholders.

Salah satunya dengan penguatan pariwisata, investasi dan ekonomi kreatif untuk mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi Bali. Dengan fokus pada penguatan tiga pilar esensial atau utama ekonomi Bali tersebut, perlu adanya kolaborasi untuk merumuskan strategi konkret yang makin terintegrasi, implementatif dan efektif.

Deputi Kepala Perwakilan BI Bali Butet Linda Helena Panjaitan di Denpasar memaparkan, pariwisata, investasi dan ekonomi kreatif adalah tiga pilar utama yang harus diperkuat secara sinergis agar Bali dapat tumbuh lebih inklusif, merata dan berkelanjutan.

Baca juga:  Pemerintah, Swasta dan Desa Kolaborasi Kelola Sampah di Badung

Bali memiliki potensi besar pada tiga sektor utama yang memerlukan langkah konkret berkesinambungan dan komitmen bersama untuk mendorong pengembangannya. Pada bidang pariwisata, Bali dihadapkan pada tantangan menjaga posisinya sebagai destinasi unggulan dunia.

Pada bidang pariwisata ini, Bali perlu terus berinovasi guna mempertahankan posisi sebagai destinasi unggulan dunia. Pengembangan Amenitas dan Aksesibilitas Pariwisata Wilayah II Kementerian Pariwisata, S. Utari Widyastuti menyampaikan, pembangunan dan tata ruang pariwisata di Bali perlu lebih merata dan tidak menggeser fungsi lahan produktif.

Upaya yang perlu ditekankan meliputi diversifikasi pasar dan destinasi, pengembangan atraksi baru seperti gastronomi dan wellness tourism, serta perbaikan pengelolaan eksternalitas seperti kebersihan, keamanan, dan transportasi. Strategi ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas pariwisata, memperpanjang lama tinggal wisatawan, serta mendorong peningkatan belanja turis.

Baca juga:  Penting untuk Pertanian, Data Statistik Mesti Manfaatkan Teknologi

Pada sisi investasi, engine of growth pertumbuhan ekonomi Bali tidak lepas dari dukungan kinerja investasi. Untuk itu diperlukan enhancement dalam hal tata kelola perizinan, peningkatan pengawasan dan penertiban usaha akomodasi yang belum sesuai ketentuan, serta pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan proyek potensial baru, khususnya di Bali Utara, menjadi kunci dalam mendorong investasi yang berkualitas dan berkelanjutan.

Langkah ini selaras dengan Kemenives/BKPM yang mempertegas pentingnya pemerataan investasi dalam menjaga keseimbangan struktur ekonomi Bali agar tidak terlalu bergantung pada pariwisata Bali Selatan.

Baca juga:  Gubernur Koster Cek Kesiapan RSUP Sanglah Tangani COVID-19, Minta Masyarakat Tak Panik

”Kami mengarahkan investasi pada sektor dan aktivitas yang produktif, yang memiliki multiplier paling besar terhadap perekonomian,” kata Direktur Perencanaan Infrastruktur Kemeninves/BKPM, Moris Nuaimi.

Sementara itu, ekonomi kreatif dipandang sebagai sektor yang tumbuh kuat berkat akar budaya lokal sekaligus adaptif terhadap tren digital global. Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif Kementerian Ekonomi Kreatif, Cecep Rukendi menjelaskan, Bali telah menjadi salah satu daerah asal ekraf terbesar di Indonesia, dengan ekspor produk ekraf termasuk yang tertinggi secara nasional. (Suardika/bisnisbali)

BAGIKAN