Universitas PGRI Mahadewa Indonesia melalui program IBT melakukan intervensi teknologi dan pendampingan kepada kelompok tani bawang merah Giri Amerta I. (BP/Istimewa)

DENPASAR BALIPOST.com – Kiprah sivitas akademika Universitas PGRI Bali (UPMI) Bali tak hanya dikenal sebagai pencetak calon guru profesional dan tenaga kerja bidang IT, juga memberi nilai manfaat bagi masyarakat sekitar lewat penelitian dan pengabdian berbasiskan sains bagi masyarakat Bali.

Hal ini ditunjukkan tiga dosennya yakni I Made Suarta (ketua) bersama Ida Ayu Agung Ekasriadi dan I Wayan Sudiarsa memenangkan dana hibah Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dari Kemendikti Saintek.

Pengabdiannya sangat prorakyat yakni meningkatkan produktivitas petani bawang merah di Desa Songan B, Kintmani dengan Indikator Bisnis Teknologi (IBT).

PKM juga dibantu mahasiswa I Komang Swi Artama, Komang Deni Arsa Permana dan Ni Kadek Rista Dwipa Yanti dengan mitra sasaran I Ketut Sabtu sebagai pimpinan: Kelompok Petani Giri Amerta I di Br. Kayupadi, Desa Songan B.

Baca juga:  UMP Bali Naik Rp 170 Ribu

I Made Suarta yang juga Rektor UPMI Bali ini menjelaskan Desa Songan B, Kintamani, memiliki potensi dalam budidaya tanaman hortikultura, seperti bawang merah. Namun, perkembangan pariwisata di sekitar Danau Batur membawa tantangan tersendiri bagi petani, khususnya dalam hal pengambilan air irigasi di musim kemarau.

Banyak lahan pertanian terhalang aksesnya karena pembangunan vila. Selain itu, petani bawang merah di Desa Songan B juga menghadapi dua masalah utama yakni tingginya serangan hama tanaman seperti ulat bawang, lalat penggorok daun, thrips, dan ulat tanah yang berdampak langsung pada penurunan kualitas dan kuantitas produksi. Kedua, pemasaran pascapanen, yang meliputi keterbatasan akses pasar, dan lainnya.

Baca juga:  Arapenta Tetap Berlatih di Bekasi

Guna membantu petani, Universitas PGRI Mahadewa Indonesia melalui program IBT melakukan intervensi teknologi dan pendampingan kepada kelompok tani bawang merah Giri Amerta I. Lewat PKM ini, kata Made Suarta petani didorong kewirausahaannya berbasis teknologi.

Mereka dibina melalui kegiatan pendanaan, pelatihan, dan asistensi terhadap usaha pemula berbasis potensi lokal. Para dosen UPMI Bali sukses membantu meningkatkan pemahaman petani mengenai teknik budidaya bawang merah yang ramah lingkungan dan berdaya hasil tinggi.

Kemudian mengaplikasikan inovasi teknologi seperti penggunaan biopestisida, perangkap hama, musuh alami, dan sistem pertanian terpadu untuk pengendalian hama secara berkelanjutan. Juga meningkatkan kapasitas pemasaran melalui pelatihan strategi pemasaran, branding produk, pemasaran di media digital, serta pengembangan jejaring pasar.

Baca juga:  Antisipasi Libur Nataru, Presiden Sampaikan 6 Arahan Ini

Kegiatan dilakukan secara partisipatif di Bale Banjar Desa Songan B, dengan keterlibatan aktif masyarakat tani sebagai mitra utama. Para petani juga diberikan pelatihan pengendalian hama, pencegahan hama, strategi pemasaran dan pengelolaan hasil panen.

Tim pengusul akan melakukan pemantauan berkelanjutan untuk memastikan keberlangsungan implementasi teknologi dan strategi yang telah diterapkan.

Made Suarta mengatakan melalui pendekatan berbasis teknologi dan kolaborasi antara kampus dan masyarakat desa, diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Permasalahan hama diatasi dengan IBT untuk meningkatkan produksi bawang merah dengan sosialisasi melalui dua pendekatan yaitu pelatihan dan pendampingan. Pelatihan bertujuan agar program dan kebijakan pertanian tersampaikan sedangkan pendampinga untuk memastikan keberlangsungan program. (Adv/balipost)

BAGIKAN