Warga menyerbu dagangan yang diobral murah di Pertokoan Jl. Gajah Mada, Denpasar, Minggu (14/9). (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Banjir bandang yang melanda Kota Denpasar, Rabu (10/9) pagi membuat para pedagang di Pasar Badung, Kumbasari, Jalan Sulawesi, dan Jalan Gajah Mada merugi.

Sebagian besar dagangan mereka terendam banjir dan tidak sedikit mengalami kerusakan. Obral murah pun dilakukan pada Minggu (14/9) oleh beberapa pedagang.

Obral murah ini banyak dilakukan di toko karpet. Karpet-karpet tersebut diobral karena sebagian besar dalam kondisi basah.

Harga jualnya pun turun hingga 50 persen bahkan lebih dari harga normal. Harga karpet beragam dari yang biasanya Rp1 jutaan dijual Rp500 ribuan. Demikian harga karpet yang biasanya dijual Rp500 ribuan dijual Rp200 ribuan.

Baca juga:  Izin Seluruh Usaha Pariwisata Bali Sedang Diaudit

Warga pun ramai memadati toko-toko yang melakukan obral dagangan. Tidak hanya karpet, toko lainnya yang ikut mengobral dagangan mereka adalah perlengkapan bayi dan anak hingga baju muslim.

Pemilik Toko Annisa Carpet, H. Sembirlan mengatakan, karpet semua basah akibat banjir. Khawatir tidak akan laku terjual lagi nantinya, dia mengobral dagangannya hingga 50 persen lebih.

“Harga jual beragam, mulai dari Rp500 ribu hingga Rp1,5 juta. Itu kita diskon hingga 50 persen lebih tergantung kerusakan,” ungkapnya.

Baca juga:  Begini, SOP Penanganan Evakuasi WN Tiongkok dari Bali

Barang dagangan yang diobral murah ini pun cukup laris. Diakuinya sudah terjual sekitar 50 persen saat ditemui sore ini.

Hal senada juga diungkapkan oleh pedagang lainnya, Kenny dari Aliya Karpet. Dia mengatakan, karpet yang dijualnya basah dan kena lumpur.

Barang dagangannya nampak diserbu warga.

Menurutnya obral murah dilakukan agar bisa balik modal, meski jauh dari untung. “Ya gimana yang penting modalnya balik itu aja makanya kita kasih harga murah. Alhamdulillah dibantu sama temen-temen juga untuk share jadi ramai,” ungkapnya.

Baca juga:  Lumba-lumba Jadi "Musuh" Nelayan Bugbug

Salah seorang pembeli, Ajaningsih, mengaku mendapat informasi dari rekannya. Dia mengaku agak susah membeli karena pengunjung cukup ramai.

Karpet yang dibelinya seharga Rp550 ribu per lembar. “Dapat Rp550 ribu, biasanya tipe ini katanya sih Rp1 jutaan,” terangnya.

Hal senada diungkapkan oleh pembeli lainnya, Elizabeth. Dia mendapatkan karpet dengan harga Rp280 ribu.

“Ga tau harga normalnya. Karena ada diskon jadi ya sudah kita beli kapan lagi dapat harga murah kan gtu,” imbuhnya. (Widiastuti/bisnisbali)

BAGIKAN