
SEMARAPURA, BALIPOST.com – Ketua PHDI Kabupaten Klungkung Mangku I Putu Suarta dan Mangku Istri Ni Wayan Marini, menjalani prosesi pawintenan agung atau munggah bhawati di Gria Agung Wanagiri Banjar Pegending Desa Sangkan Buana Kelurahan Semarapura Kauh, Klungkung, Sabtu (6/9). Munggah Bhawati sebagai bagian dari rangkaian prosesi dwijati, sebuah proses menjadi ida sulinggih.
Putu Suarta menapak jejak baru ini, setelah menjalani proses menjadi seorang pemangku. Namanya cukup dikenal di kalangan umat Hindu. Selain sudah tiga periode menjadi Ketua PHDI Klungkung, dia juga puluhan tahun menjadi ASN di Pemkab Klungkung, terakhir menjabat sebagai Kasatpol PP dan Damkar. Pascapurna tugas, dia juga sempat menjadi caleg DPRD Klungkung dapil Kecamatan Klungkung, dari PDI Perjuangan.
Setelah melalui semua itu, dia bersama istri kini sudah mantap menjalani tahap baru, sebagai Jro Gde/ Munggah Bhawati, sebelum menapaki jejak seorang sulinggih atau pandita. “Saudara saya berharap agar penerus, untuk melayani umat,” katanya.
Proses pawintenan agung melibatkan Tri Nabe, yang bertindak sebagai Nabe (guru), diantaranya Nabe Napak Ida Pandita Mpu Nabe Suranata Parama Yoga dari Gria Agung Wanagiri Banjar Pagending Desa Sangkan Buana. Nabe Napak kebetulan merupakan ayahanda calon dhiksita. Selanjutnya, Nabe Waktra Ida Pandita Mpu Nabe Dwi Jaya Dyana Dhaksa Dharma, dari Gria Agung Pasek Gelgel Desa Aan Banjarangkan. Ketiga, Nabe Saksi Ida Pandita Mpu Nabe Bhujangga Daksa Dwijaksara dari Gria Agung Pasung Giri Banjar Pegongan Desa Taman.
Suarta mengatakan munggah bhawati, dilaksanakan tepat pada hari raya Saraswati, sekaligus sebagai wujud mohon restu dari Sanghyang Aji Saraswati sebagai personifikasi ilmu pengetahuan dalam ajaran Agama Hindu. Setelah proses ini dan menjalani proses aguron- guron selama enam bulan, Diksita Ida Bhawati Putu Suarta dan Diksita Ida Bhawati Ni Wayan Marini, berencana melangsungkan tahapan selanjutnya, yakni Munggah Sulinggih/Madwijati. “Setelah ini, saya juga akan mapamit (mengundurkan diri) sebagai Ketua PHDI Klungkung,” ungkapnya.
Prosesi munggah bhawati sebagai fase penyucian diri yang sangat penting. Dalam prosesi ini, pemangku melepaskan segala hal yang bersifat duniawi dan material untuk semakin meningkatkan kualitas diri secara spiritual. Menuju pada kualitas kesadaran yang mumpuni dalam mendekatkan hubungan dengan sang pencipta, dan total dalam aktivitas melayani umat Hindu. (bagiarta/balipost)