
DENPASAR, BALIPOST.com – Situasi dan kondisi bangsa saat ini disikapi Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Bali dengan menggelar konsolidasi bersama organisasi kemasyarakatan kepemudaan lintas iman di Denpasar, Selasa (2/9).
Ketua DPD KNPI Bali, Anak Agung Gde Utama Indra Prayoga, S.H., M.H., menegaskan pertemuan ini dilatarbelakangi oleh dinamika bangsa, termasuk demonstrasi dan kerusuhan yang terjadi pada 30 Agustus di Provinsi Bali. Situasi itu, menurutnya, menjadi pengingat agar Bali tidak terjebak pada isu-isu berbasis suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
“Kita ingin memastikan Bali tidak menjadi ruang bagi pihak-pihak yang ingin mengadu domba dengan isu SARA. Pemuda lintas iman harus tampil di depan sebagai salah satu garda persatuan,” ujar Gung Indra.
Ia menekankan, konsolidasi ini bukan sekadar agenda seremonial, melainkan langkah nyata agar peristiwa serupa tidak berkembang di Bali. “Kita berbeda keyakinan, berbeda latar belakang, tapi kita dipertemukan dalam semangat menjaga Bali tetap damai dan rukun,” ucapnya mengingatkan.
KNPI Bali juga menilai bahwa generasi muda memiliki peran strategis dalam meredam provokasi. Menurut mereka, pengalaman sejarah membuktikan bahwa kerusuhan sosial sering kali dimulai dari isu identitas yang dipelintir untuk kepentingan politik tertentu. Dalam konteks itu, konsolidasi lintas iman dipandang penting sebagai langkah pencegahan.
Selain membangun kesepahaman bersama, konsolidasi ini juga dirancang sebagai wadah komunikasi cepat antarorganisasi jika muncul potensi kerawanan sosial di masyarakat. Dengan demikian, pemuda lintas iman tidak hanya reaktif terhadap peristiwa, tetapi proaktif menjaga ruang publik tetap kondusif.
KNPI Bali mengingatkan, citra Bali sebagai daerah pariwisata internasional sangat bergantung pada rasa aman dan rukun di masyarakat.
“Bali sudah dikenal dunia sebagai rumah toleransi. Jangan sampai nama baik itu rusak hanya karena kita lengah menghadapi provokasi,” tegas Gung Indra.
Pertemuan ini diakhiri dengan kesepakatan bersama untuk memperkuat jaringan kerja sama antar pemuda lintas agama, sekaligus mendorong pemerintah daerah agar memberi ruang dialog yang lebih intensif bagi kelompok kepemudaan dalam menjaga persatuan.
Adapun Organisasi Kemasyarakatan Pemuda yang hadir dalam konsolidasi, di antaranya; Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor), Pemuda Muhammadiyah, Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), Pemuda Theravada Indonesia (PATRIA), Pemuda Katolik, Pemuda Agama Konghucu Indonesia (PAKIN), Aliansi Pemuda Hindu Bali (APHB), dan Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (PERADAH) yang berada di Provinsi Bali. (Ketut Winata/balipost)