
GIANYAR, BALIPOST. com – Setahun sudah Pasar Ubud yang kini berubah nama menjadi Pasar Tematik Ubud, terbakar. Dari surat edaran kepada pedagang, diketahui renovasi basement timur yang terbakar pada 17 Agustus 2024 itu akan dilakukan mulai 1 September.
Pelaksanaan renovasi ini pun mengundang kekhawatiran para pedagang karena diminta memindahkan barang dagangan tanpa ada kejelasan relokasi berjualan selama pasar itu direnovasi.
Berikut kilas balik perjalanan revitalisasi pasar, peristiwa kebakaran, dan rencana pelaksanaan renovasi pada 1 September ini, disarikan dari berbagai sumber:
- Revitalisasi Jadi Pasar Tematik Ubud
Pada tahun 2022, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar melaksanakan revitalisasi Pasar Ubud menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Gianyar Tahun 2022.
Biaya untuk konstruksi fisik proyek ini sebesar Rp92 miliar, dan biaya manajemen konstruksi sebesar Rp2 miliar. Sedangkan biaya untuk Detail Engineering Design (DED) sebesar Rp400 juta. Sehingga total biaya yang digunakan sekitar Rp95 miliar.
Revitalisasi ini akhirnya mengubah wajah pasar menjadi lebih modern dan berkonsep tematik, untuk menarik minat wisatawan yang berkunjung ke Ubud.
Pasar seni Ubud kini memiliki bangunan dua lantai dan basement yang lebih tertata dan rapi.
Penjualan hasil kerajinan seni khas Bali juga ditata sedemikian rupa sehingga terlihat lebih menarik untuk dikunjungi wisatawan.
Tersedia juga fasilitas pendukung ekspor dan tempat parkir yang memadai. Bahkan, ada ruang terbuka yang nyaman dan kerap dijadikan tempat bertemu maupun bersantai bagi pengunjung.
2. Kebakaran Landa Pasar Tematik Ubud
Peristiwa kebakaran Pasar Tematik Ubud, Kabupaten Gianyar terjadi setahun silam, tepatnya saat perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-79, 17 Agustus 2024. Kebakaran diduga mulai dari basement timur hingga merambat ke barat.
Untungnya saat itu tidak ada korban jiwa yang dilaporkan. Akan tetapi, ratusan lapak pedagang hangus terbakar, terutama di bagian timur basement. Lebih dari seribu pedagang lainnya turut terdampak karena barang dagangan rusak atau tidak bisa dijual.
Basement timur merupakan lokasi awal api muncul, kemudian menyebar ke area basement barat, dengan bangunan dua lantai di atasnya. Tentu saat itu, warga panik dengan adanya kobaran api dan kepulan asap yang membumbung tinggi. Petugas pemadam kebakaran langsung turun ke lokasi untuk memadamkan api. Beberapa lama kemudian api berhasil dijinakan.
Begitu kondisi di lapangan kondusif, pasar pun ditutup sementara mulai 20 Agustus 2024. Banyak pedagang yang merasa cemas dan menuntut kejelasan kapan mereka bisa kembali berdagang.
Pemerintah Kabupaten Gianyar dan Satpol PP menyediakan akses terbatas dan pengamanan, namun banyak pedagang belum bisa mengecek atau mengamankan barang dagangannya saat itu.
Mulai 23–26 Agustus 2024, Disperindag Gianyar bersama Satpol PP, PUPR, dan pengurus pasar mulai merelokasi barang dagangan pedagang di Blok Timur, lantai I dan II, dengan total sekitar 465 pedagang ke rumah mereka masing-masing.
Proses ini dibantu armada dan genset agar penerangan tetap terjaga karena listrik padam. Pengamanan dilakukan oleh petugas pengaman pasar dan Satpol PP untuk mencegah kehilangan selama relokasi.
Pascaterjadinya kebakaran ini ada kebijakan untuk menyiapkan area fasum (parkir, trotoar, badan jalan) dekat pasar sebagai lokasi sementara berjualan. Pedagang boleh membuka lapak mulai pagi hingga pukul 07.30 WITA, untuk menjaga kelancaran arus lalu lintas.
Sedangkan sebagian pedagang juga direlokasi ke basement blok barat, yang selama ini digunakan sebagai parkir. Sementara lokasi parkir dialihkan ke Pura Melati.
3. Rencana Renovasi Mulai 1 September 2025
Setelah setahun berlalu, pihak pemerintah berencana melakukan renovasi mulai 1 September 2025.
Dengan demikian, para pedagang yang direlokasi sebelumnya diminta untuk mengangkut barang dagangannya sampai batas akhir bulan Agustus 2025.
Sontak pedagang kebingungan, apalagi disebutkan pemerintah tidak menyediakan lokasi relokasi yang layak. Sehingga 18 pedagang mendatangi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Gianyar, Rabu (27/8).
Kedatangan mereka untuk meminta kejelasan informasi terkait rencana renovasi pasar dan tempat relokasi sementara bagi 321 pedagang.
Salah satu perwakilan pedagang, I Ketut Torki mengatakan, kedatangan mereka ke Disperindag untuk meminta kepastian karena informasi dari petugas pasar berbeda-beda terkait nasib pedagang selama proses renovasi.
Pihaknya berharap agar pemerintah dapat memberikan kepastian terkait waktu renovasi. Ia juga meminta kepastian tempat relokasi pedagang selama proses renovasi berlangsung.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar, I Wayan Suarta menyampaikan permohonan maaf atas kesimpangsiuran informasi dari petugas pasar di lapangan. Dijelaskannya, proses renovasi Pasar Tematik Ubud direncanakan akan berlangsung 1,5 bulan.
Hanya saja, sebelum proses pengerjaan Dinas PUPR akan melaksanakan proses tender yang berkisar 1 bulan. Hasil koordinasi Disperindag dengan Dinas PUPR, pedagang masih bisa berjualan selama proses tender.
Sementara, untuk tempat relokasi, Disperindag sebenarnya sudah menjajaki tiga lokasi di luar Pasar Ubud. Hanya saja, ketiga tempat tersebut dinilai belum memungkinkan digunakan.
Untuk renovasi pascakebakaran, pengerjaan perbaikan menggunakan dana APBD (tahun 2025), tanpa menggunakan dana dari pemerintah pusat. Fokusnya adalah memperbaiki Gedung Timur Pasar Tematik Ubud yang terdampak langsung.
Hingga saat ini, teknis pelaksanaan dan alokasi dana masih dalam proses koordinasi antara Dinas PUPR dengan Bupati dan Sekda Gianyar. Sebelumnya, Dinas PUPR sempat fokus pada perbaikan fungsi MEP (mekanikal, elektrikal, plumbing: air bersih, air kotor, listrik, tata udara) di gedung barat. (Pramana Wijaya/balipost)