Ilustrasi pemanfaatan PLTS Atap. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Di seluruh Bali, sudah terpasang 50 megawatt (MW) pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Ia pun merinci lokasinya. “Kurang lebih 50 MW seluruh Bali termasuk yang 25 MW di Bali Timur, kalau sebaran pasti yang terbanyak saat ini di Denpasar, Badung, dan sebagian Nusa Penida,” kata Kepala Disnaker ESDM Bali Ida Bagus Setiawan, di sela peresmian PLTS atap Desa Banjarasem, Buleleng, Rabu (27/8).

Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), potensi PLTS di Bali mencapai 1.254 MW dengan target mencapai kapasitas PLTS terpasang 108 MW tahun 2025.

Dikutip dari Kantor Berita Antara, pemerintah pusat juga memberi kuota untuk Jawa-Bali dimana untuk tahun ini 900 MW, sehingga Pemprov Bali masih terus mendorong pemasangan PLTS sebagai upaya transisi energi.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Baru Nasional Semakin Landai

“Kalau target tentunya akan sebanyak-banyaknya, tapi harus dilihat juga untuk memasang itu tidak hanya sekadar potensi, tapi struktur bangunannya juga harus cukup kuat untuk menahan, seperti di balai desa ini memang strukturnya sudah dibuat untuk bisa ditambahkan PLTS,” ujar Setiawan.

Untuk mendorong semakin banyak pemasangan PLTS di masyarakat, saat ini Pemprov Bali dibantu banyak pihak menyusun skema-skema terbaik mulai dari beli putus hingga kerja sama sewa guna menentukan skema mana paling diminati masyarakat.

“Nah sementara pemerintah melalui Pemprov Bali, kabupaten/kota, sampai dengan satuan terkecil seperti ini di desa, mencoba menjadi pelopor percontohan bahwa PLTS atap ini terbukti dan berkelanjutan dengan tujuan akhirnya pasti menghemat,” kata Kepala Disnaker ESDM Bali itu pula.

Baca juga:  Capai "Universal Coverage" Jaminan Ketenagakerjaan Perlu Peran Pemda

Adapun rata-rata penghematan yang dirasakan pada 50 MW PLTS di Bali mencapai 10-40 persen dari biaya normal menggunakan listrik PLN.

Setiawan mengambil contoh di PLTS atap Balai Desa Banjarasem Buleleng, dengan PLTS 3,48 kWp dalam 43 hari mereka berhasil menghemat 2,66 kWh atau dari sekitar Rp1,5 juta menjadi sekitar Rp700 ribu.

“Ini tergantung tempat juga kemudian pakai baterai apa tidak, tergantung cuaca kalau di kantor kami dalam setahun rata-rata hemat 30 persen tapi tanpa baterai (on grid PLN),” ujarnya lagi.

Baca juga:  Ngantor Perdana, Giri Prasta Beri Pernyataan Ini Ditanya Ketidakhadiran Gubernur Koster di Retret

Setelah 50 MW terpasang, tahun ini masih ada rencana penambahan PLTS, salah satunya oleh PLN Icon Plus yang akan memasang 9-10 MW di pusat Pemerintahan Kabupaten Badung.

Setiawan juga mengingatkan bahwa pemasangan PLTS tidak hanya dilihat pada skala besar, melainkan ada pula pemasangan masif di akomodasi-akomodasi pariwisata yang besarannya 15-20 kWp yang perlu diperhitungkan juga.

Kemudian terhadap PLTS yang mangkrak karena proyek kementerian dan sejak lama tidak terurus, Pemprov Bali sedang melakukan pengecekan untuk memastikan apakah dapat direvitalisasi sehingga dapat menambah daya saat ini.

BAGIKAN