
DENPASAR, BALIPOST.com – Memilah sampah terutama sampah festival kepada para pengunjung yang jumlahnya ribuan dan tenant yang jumlahnya puluhan, tidaklah mudah. Diperlukan pola edukasi harus tepat yaitu santai disertai praktik dan konsisten.
Ketua Yayasan Aku Cinta Sampah (ACS) I Gusti Bagus Dharma mengatakan edukasi tidak harus pemaparan materi apalagi sesuai teks book. Namun, edukasi bisa dilakukan dengan praktik langsung.
“Misalnya ada pengunjung yang salah membuang sampahnya, kita bisa menyampaikan bahwa tindakannya salah sambil ngobrol santai. Akhirnya itu bisa menjadi kesan yang dikenang saat mengunjungi PICA Fest,” ujarnya.
Ia melihat pengunjung PICA Fest yang kebanyakan anak muda perlu pendekatan yang berbeda dan kreatif. “Sebenarnya tidak sulit mengajak pengunjung memilah sampah asal benar praktik dilakukan, sambil kita belajar dan evaluasi yang telah kita lakukan,” ujarnya.
Ketua Divisi Waste Management PICA Fest I Komang Alit Darmawan mengatakan, bentuk edukasi yang diberikan berupa bincang santai dengan pengunjung. Menurutnya teknik menegur anak muda dan orang tua berbeda sehingga perlu menyesuaikan kondisi di lapangan.
“Kalau peneguran tidak sampai membuat mereka marah atau tersinggung. Jadi sebelum kita menegur, juga kita siapkan fasilitas untuk mereka membuang sampah sesuai jenisnya termasuk fasilitas tempat sampah untuk tenant,” ujarnya.
Menurutnya pun tidak sulit mengajak pengunjung membuang sampah sesuai tongnya. Karena panitia telah memfasilitasi tong sampah sesuai jenisnya, sehingga jika salah membuang, pengunjung tersebut bisa saja malu.
“Tong sampah banyak, colour coordinated sudah, tim floor juga sudah ada mengawasi, sudah diarahkan. Jadi saya pastikan, di depan orang ramai, dia tidak mungkin buang sampah sembarangan atau salah tong,” bebernya.
Ketua PICA Fest 2025 I Gede Andika Paramartha, S.E. mengatakan, sejak awal pengunjung telah diingatkan dan didoktrin untuk menjaga perilaku nyampah saat PICA Fest sehingga ketika di dalam festival, yang dilakukan hanya pengawasan. Selain itu sounding terus dilakukan oleh pengisi acara.
Hal paling penting dalam mengedukasi dan mengajak membuang sampah sesuai jenis adalah konsisten. “Kalau tidak konsisten tapi cuma imbauan hanya sesekali, itu sama saja bohong. Budayakan memilah sampah. Nantinya akan muncul rasa FOMO, dia saja bisa kenapa aku engga bisa,” tandasnya. (Citta Maya/balipost)