Seorang pemulung mengumpulkan sampah yang bisa didaur ulang dari tumpukan sampah di TPA Suwung, Denpasar. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Koran Bali Post pada hari ini, Sabtu (16/8) menerbitkan beragam berita yang terjadi di seputar Bali dan Indonesia.

Berikut 5 berita yang disajikan Koran Bali Post pada hari ini:

1. Sinergi untuk Lestari, Perubahan Besar Dimulai dari yang Kecil

Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN), Bali memproduksi sampah 1,2 juta ton per tahun.

Ironisnya, hanya 34 persen yang terkelola, sementara sisanya sebanyak 66 persen dibuang ke TPA atau tidak terkelola.

Sampah tak terkelola sangat berdampak pada kelestarian lingkungan, sosial dan ekonomi.

Baca juga:  Bacaleg PDIP Dapil Bali di DPR RI Banyak Diisi Wajah Baru

Perlu ada sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan stakeholder di Bali dalam menata pengelolaan sampah.

2. Banyak Jalan Menuju Bali Bersih

“Banyak jalan menuju Roma” demikian salah satu peribahasa yang lahir di era imperium Romawi untuk menunjukkan bahwa asal ada kemauan, ada banyak jalan mencapai tujuan.

Demikian pula soal masalah sampah.

Ada banyak jalan dan cara menuntaskannya asal ada kemauan.

Terlebih dengan kemajuan teknologi yang berhasil menciptakan berbagai alat pengolahan sampah.

3. Minim Fasilitas dan Rendahnya Budaya Pemilahan Sampah

Jumlah produksi sampah di Bali per tahun mencapai 3.175 ton per hari.

Baca juga:  Sembahyang di Sakenan, Mobil Polisi Dicongkel dan Pistolnya Raib

Sampah ini 60 persen merupakan sampah organik, 17 persen sampah plastik dan lain-lain sebanyak 23 persen.

Sumber sampah terbanyak disumbang rumah tangga yang mencapai 60 persen dari total, perniagaan menyumbang 11 persen, sedangkan pasar 7 persen. Sumber lainnya mencapai 22 persen.

4. Edukasi Pilah Sampah, Santai Tapi Praktik Langsung

Edukasi memilah sampah, terutama sampah festival kepada para pengunjung yang jumlahnya ribuan dan tenant yang jumlahnya puluhan, tidaklah mudah.

Diperlukan pola edukasi harus tepat yaitu santai disertai praktik dan konsisten.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Nasional Makin Mengkhawatirkan! Kembali Pecah Rekor di Atas 14.200

Ketua Yayasan Aku Cinta Sampah (ACS) I Gusti Bagus Dharma mengatakan edukasi tidak harus pemaparan materi apalagi sesuai text book.

Namun, edukasi bisa dilakukan dengan praktik langsung.

5. Bangkitkan Sinergi Kelola Sampah, Bangun Sistem agar Masyarakat Dapat Mengikuti

Kendala terbesar pengelolaan sampah adalah sulitnya mengubah kebisaan masyarakat untuk yang masih enggan memilah sampahnya.

Dibutuhkan sistem yang baik dan terpola, diikuti dengan edukasi, konsistensi dan penyediaan fasilitas memadai.

Adanya faktor-faktor tersebut akan memudahkan masyarakat mengikuti pola pengelolaan sampah, termasuk kesediaan memilah sampah. (*)

BAGIKAN