Proses perakitan mesin RDF di TPST Mengwitani. (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Penanganan sampah di Kabupaten Badung masih menghadapi tantangan besar meski infrastruktur pengolahan terus dikembangkan.

Kepala Bidang Kebersihan dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung, Anak Agung Gede Agung Dalem, mengungkapkan saat ini Badung memiliki delapan unit insinerator yang terpasang di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Mengwitani, Mengwi.

Namun, tidak semua alat tersebut berfungsi optimal. Tiga unit di antaranya sedang menjalani perawatan sehingga hanya lima unit yang beroperasi.

“Insinerator ini kini baru mampu mengolah sampah yang ada di Mangupura dari 20 jalur,” ujar Gung Dalem pada Minggu (10/8).

Baca juga:  Vaksinasi PMK di Badung Ditarget Tuntas Akhir Januari 2025

Agung Dalem menjelaskan kapasitas lima insinerator yang aktif masih terbatas. Saat ini, fokus utama pengolahan diarahkan pada sampah yang dikumpulkan dari wilayah pusat pemerintahan dan kawasan perkotaan Mangupura.

Proses Cepat Hindari Penumpukan

Menurutnya, pola ini dipilih agar penanganan bisa lebih efektif, mengingat volume sampah dari kawasan tersebut terbilang tinggi dan memerlukan proses cepat untuk menghindari penumpukan.

Sementara itu, keberadaan 43 Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) yang tersebar di berbagai desa dan kelurahan juga belum sepenuhnya mampu menjawab kebutuhan. Setiap TPS3R rata-rata menangani sampah rumah tangga dari 300 hingga 500 kepala keluarga.

Baca juga:  Yuk, Intip Inovasi Epik dan Desain Memukau Samsung Galaxy S21 Series 5G

Volume yang besar dan variasi jenis sampah membuat beban kerja pengelola TPS3R sering kali melampaui kapasitas. “Banyak TPS3R masih kewalahan menangani sampah rumah tangga. Ini juga yang menjadi alasan mengapa pengelolaan terpusat di TPST Mengwitani tetap menjadi andalan,” jelasnya.

DLHK Badung, lanjutnya, terus berupaya mencari solusi, mulai dari perawatan unit insinerator yang sedang tidak beroperasi hingga peningkatan kapasitas pengelolaan di tingkat desa.

Daya Olah Sampah Meningkat

Ia berharap, peralatan yang sedang diperbaiki dapat segera kembali beroperasi sehingga daya olah sampah meningkat.

Dengan jumlah penduduk dan aktivitas pariwisata yang tinggi, Badung menghasilkan volume sampah yang signifikan setiap harinya. Tantangan ini membuat inovasi pengelolaan menjadi kebutuhan mendesak.

Baca juga:  Sebelum Ngamuk, Pria Bawa Sajam Terobos Lampu Merah

Ia menegaskan, keberhasilan pengolahan sampah tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga partisipasi aktif masyarakat dalam memilah sampah sejak dari rumah.

“Pemilahan sampah baru berjalan di wilayah Mangupura saja, jadi kami siapkan jadwal pemungutan. Misalnya, sampah organik dipungut Senin dan Selasa, sedangkan anorganik Rabu dan Kamis begitu seterusnya. Kalau ada menemukan tumpukan sampah di kawasan ini, bukan berarti kami tidak kerja, namun sampah yang dibuang masyarakat tidak sesuai jadwal,” tegasnya. (Parwata/balipost)

BAGIKAN