
DENPASAR, BALIPOST.com – Larangan sampah organik masuk ke TPA Suwung, Denpasar mulai dilakukan per Jumat (1/8). Truk pengangkut sampah baik sampah dari daratan maupun sampah dari air atau drainase diminta putar balik ketika memasuki TPA Suwung.
Tak cukup dengan tutup setiap hari Rabu, kini per 1 Agustus, UPTD Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Suwung juga semakin ketat, hanya menerima sampah anorganik.
Truk DLHK Denpasar diminta putar balik, begiru juga truk Dinas PUPR yang membawa sampah sungai dan drainase juga diminta putar balik.
Kepala Dinas PUPR Denpasar AA. Ngurah Bagus Airawata, Jumat (1/8) mengaku truk PUPR tidak bisa masuk ke TPA Suwung. “Infonya dari staf kami, diminta kembali kalau belum dipilah, yang diterima hanya truk yang membawa sampah anorganik saja,” ujarnya.
Untuk itu saat ini pihaknya sedang proses pemilahan. Sementara pola masih sedang ia koordinasikan dengan DLHK. Pola penanganan sampah dari air selama ini diangkut ke TPA Suwung.
Dengan adanya pengetatan sampah masuk ke TPA Suwung, mau tidak mau pihaknya sementara akan memilah sampah basah tersebut.
“Yang anorganik kita bawa ke TPA dan yang anorganik kita buang di teba modern yang ada di kantor. Dan untuk sementara kita sambil menunggu pola penanganan yang dirancang DLHK,” tandasnya.
Ketua tim pengawas Pasukan Biru PUPR Denpasar Sai’in sebelumnya menyampaikan masalah sampah tak hanya yang ada di permukaan tanah namun juga di air. Per harinya, Pasukan Biru membersihkan sungai dan menemukan sampah hingga 12 truk yang isinya rata-rata 7 kubik.
Hampir setiap hari ia membersihkan saluran air dan sungai di daerah Denpasar Selatan. Hal itu karena Denpasar Selatan merupakan daerah paling hilir dari Denpasar bahkan Bali.
Selain itu sampah di daerah ini juga paling banyak. Maka dari itu pihaknya membersihkannya setiap hari.
Sampah di saluran air tak bisa dipandang sebelah mata. Pasalnya butuh peralatan ekstra, tenaga ekstra dan dedikasi tinggi.
Hal itu karena sampah di air memiliki bobot yang cukup berat. “Kita angkat sampah di sungai itu manual tapi kalau di sungai Tukad Badung yang agak besar ada alat khususnya seperti trash rack,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)