Antrean kendaraan logistik sepanjang lebih dari 30 kilometer terjadi di akses menuju Pelabuhan Ketapang, Kamis (31/7). (BP/Istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Antrean kendaraan logistik sepanjang lebih dari 30 kilometer terjadi di jalur menuju Pelabuhan Ketapang, Kamis (31/7).

Ini, diakibatkan kombinasi cuaca ekstrem, lonjakan arus kendaraan, dan pembatasan kapasitas angkut kapal.

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memastikan layanan penyeberangan lintasan Ketapang–Gilimanuk tetap berjalan aman dan terkendali di bawah pengawasan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Wangi.

KSOP sebelumnya menerbitkan kebijakan pembatasan muatan maksimal 75 persen dan melarang kapal eks LCT mengangkut penumpang selain sopir dan kernet. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi risiko keselamatan pelayaran di tengah kondisi cuaca yang dinamis.

Baca juga:  Gubernur Koster Ingin Pembangunan Selaras antara Sekala dan Niskala

Data BMKG pada 29–30 Juli 2025 mencatat kecepatan angin di Selat Bali mencapai 20 knot, gelombang laut dua meter, dan jarak pandang 3–6 kilometer, sehingga sistem buka-tutup pelabuhan diterapkan.

Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, dalam keterangannya mengatakan ASDP mengoptimalkan seluruh dermaga untuk mempercepat bongkar muat dan mengatur arus kendaraan. Saat ini, Dermaga MB I hingga IV serta LCM beroperasi penuh dengan total 27 kapal.

Baca juga:  Produktivitas Pekerja Bali Rendah

Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Muhammad Masyhud, menegaskan seluruh kapal telah dinyatakan laik laut dan pembatasan kapasitas dilakukan demi keselamatan.

Antrean kendaraan juga diperparah oleh penutupan Jalur Gumitir hingga 24 September 2025 sebagai bagian proyek preservasi nasional. Arus logistik dialihkan ke jalur utara Situbondo, menambah volume kendaraan di Ketapang.

ASDP bersama aparat kepolisian menyiapkan kantong parkir sementara di Dermaga Kartika Beach Bulusan berkapasitas 600 kendaraan, namun seluruh slot telah terisi.

Baca juga:  Ini, Jadwal Penutupan Crystal Bay

ASDP mengimbau pengguna jasa untuk memeriksa kondisi kendaraan dan mengikuti arahan petugas di lapangan. Kondisi sebaliknya terjadi di Pelabuhan Gilimanuk yang relatif lancar.

Arus kendaraan keluar Bali meski sempat terjadi antrian dapat segera tertangani dengan memanfaatkan kapal dan dermaga yang ada baik LCM maupun MB. Kendaraan barang (truk) lebih cepat muat lantaran lebih banyak yang kosong muatan. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN