Ilustrasi - Pengamanan oleh tentara Thailand. (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Thailand menyatakan “secara prinsip” telah menyetujui gencatan senjata dengan Kamboja. Hal ini disampaikan penjabat Perdana Menteri Phumtham Wechayachai saat berbicara via telepon dengan Presiden AS Donald Trump.

Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Thailand pada Sabtu (27/7) dikutip dari Kantor Berita Antara, dalam percakapan itu, Phumtham mengucapkan terima kasih atas perhatian Trump terhadap konflik yang pecah awal pekan ini.

Baca juga:  Thailand Catat Rekor Kasus Harian, Termasuk Ribuan Orang dari Kluster Penjara

Phumtham menegaskan bahwa Thailand mendukung gencatan senjata tetapi menginginkan “niat tulus” dari Kamboja.

Dia juga meminta Trump untuk menyampaikan permintaan Thailand kepada Kamboja agar segera menggelar perundingan guna menyusun mekanisme gencatan senjata dan penyelesaian damai secara menyeluruh.

Thailand menyatakan siap “menggelar dialog bilateral sesegera mungkin,” menurut pernyataan itu.

Pertempuran di antara kedua negara bertetangga itu pecah di Provinsi Pursat, Kamboja, yang berbatasan langsung dengan Thailand.

Baca juga:  Menpar Arief Yahya Ajak Diaspora dan KBRI Bangkok Benchmark Pariwisata Thailand

Peristiwa itu menewaskan sedikitnya 13 warga Kamboja, termasuk lima tentara, serta melukai puluhan lainnya, menurut otoritas Kamboja.

Trump sebelumnya mengatakan bahwa kedua negara itu telah sepakat untuk segera memulai negosiasi gencatan senjata setelah tiga hari konflik bersenjata yang mematikan.

“Kedua Pihak menginginkan Gencatan Senjata dan Perdamaian segera… Mereka sepakat untuk segera bertemu dan dengan cepat merancang Gencatan Senjata dan pada akhirnya, PERDAMAIAN,” kata dia di platform Truth Social, usai berbicara dengan pemimpin Thailand dan Kamboja. (kmb/balipost)

Baca juga:  Sejumlah Pantai di Thailand Dibuka Kembali
BAGIKAN