
BANYUWANGI, BALIPOST.com – Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) bawah air (laut) akan membahayakan tim penyelam, karena arus dalam Selat Bali cukup kencang. Demikian dikatakan Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada II Surabaya Laksamana Pertama TNI Endra Hartono.
“Dengan arus yang kencang dan dasar laut karang akan membahayakan penyelam, sesuai rekomendasi KRI Spica (yang melakukan pemetaan dasar laut objek diduga KMP Tunu Pratama Jaya),” katanya dalam konferensi pers di Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dikutip dari Kantor Berita Antara, Kamis (10/7).
Dari hasil pemetaan dasar laut Selat Bali yang dilakukan KRI Spica menggunakan multibeam echosounder alat sonar, menurut Endra, pada pagi hari ini dilaporkan temuan baru dan sudah dikonfirmasi oleh KRI Spica setelah melaksanakan pemindaian bawah air mulai dari titik lokasi kapal tenggelam ke arah selatan sekitar 4 mil.
Dari lokasi tersebut, lanjut dia, KRI Spica melakukan konfirmasi ulang dan diperoleh adanya temuan baru objek di bawah air di kedalaman 41-49 meter.
“Dimensi yang mendekati KMP Tunu Pratama Jaya, termasuk panjang objek (kapal) dan lebar serta tinggi objek yang terdeteksi,” kata Endra.
Pada pagi hari ini, kata dia, sejak pukul 6:00 WIB tim underwater juga sedang melaksanakan konfirmasi titik lokasi yang sama yang berada di bawah dekat kabel suplai listrik Jawa-Bali.
“Tim underwater mendeteksi objek tersebut merupakan bagian KMP Tunu yang terlepas atau muatan kapal yang terlepas. Tapi, kami kembangkan lebih lanjut,” kata Endra.
Kalau jarak objek ke kabel sekitar 100 meter. “Saat ini KRI Spica pada operasi SAR hari ini kembali melakukan konfirmasi ulang menggunakan side scan sonar serta mengukur arus dalam,” katanya menambahkan.
Sementara itu, Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan Kesiapsiagaan Basarnas, Ribut Eko Suyanto menyampaikan bahwa operasi SAR pada hari kesembilan fokus pendeteksian bawah air.
“Untuk Search and Rescue Unit (SRU) darat tetap melaksanakan penyisiran pencarian korban baik di wilayah Ketapang (Banyuwangi) maupun wilayah Gilimanuk (Bali),” katanya.
Data Posko Operasi SAR dan Potensi SAR Gabungan di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi menyebutkan hingga Kamis pagi jumlah korban meninggal 15 orang (4 proses identifikasi), 30 orang ditemukan selamat, dan 20 orang dinyatakan hilang dan dalam pencarian.
KMP Tunu Pratama Jaya yang mengangkut 53 penumpang dan 12 ABK/kru serta 22 unit kendaraan itu tenggelam di Selat Bali, pada Rabu, 2 Juli 2025. (Kmb/Balipost)