Suasana lalu lintas di jalur pantura Buleleng mengalami kepadatan karena pengalihan arus lalin setelah jebolnya Jalan Denpasar-Gilimanuk di wilayah Bajera, Tabanan. (BP/yud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Dampak pengalihan arus lalin karena jebolnya Jalan Denpasar-Gilimanuk di wilayah Bajera, Tabanan pada Selasa (8/7) membuat jalur Denpasar-Singaraja menjadi padat. Sejumlah truk bahkan ada yang mengalami mogok karena tidak kuat menanjak di kawasan Gitgit, Sukasada, Buleleng.

Menurut Kasat Lantas Polres Buleleng, AKP Bachtiar Arifin, mogoknya sejumlah kendaraan besar ini karena medan di Gitgit lebih berat. Kondisi ini, dikatakannya, menambah potensi kemacetan hingga berisiko menyebabkan kecelakaan lalu lintas maupun kerusakan jalan.

“Dengan kondisi jalur Bajera yang rusak, arus kendaraan besar kini meningkat melalui Buleleng. Kami mengimbau agar kendaraan bertonase besar tidak menggunakan jalur Gitgit karena medan yang curam dan belokan tajam yang berisiko terhadap keselamatan,” jelasnya.

Baca juga:  Presiden Kunker ke Bali, Aparat akan Antisipasi Kejadian Menonjol

Sebagai alternatif, pihaknya menyarankan agar kendaraan besar dari arah Gilimanuk menuju Denpasar atau sebaliknya menggunakan jalur alternatif Singaraja-Amlapura. Meskipun lebih jauh, jalur ini dinilai lebih landai dan aman bagi kendaraan bermuatan berat.

“Dari hasil pantauan kami, kemacetan terparah terjadi di simpang Wanagiri dan belokan-belokan di jalur Gitgit. Titik kemacetan kemarin mencapai sekitar 200 meter,” imbuh Bachtiar.

Sejauh ini belum ada laporan kecelakaan serius, namun tercatat hampir 10 kendaraan mengalami mogok karena tidak mampu menaklukkan medan menanjak Gitgit.

Rekanan mobil derek juga dipersiapkan untuk bersiaga apabila ada kendaraan mogok. “Kami sudah tempatkan personel di perbatasan Tabanan-Buleleng hingga ke wilayah kota Singaraja. Rambu-rambu tambahan juga akan dipasang di sejumlah titik seperti Seririt dan simpang dalam kota untuk mengarahkan arus lalu lintas,” imbuhnya.

Baca juga:  Tabrak Pantat Truk, Seorang Ibu Terpental ke Tengah Hingga Tak Sadarkan Diri

Sementara itu, Salah satu sopir truk, Ditresnani, asal Tebu, Jawa Tengah, mengaku perjalanannya kali ini lebih berat. Biasanya jarak yang ditempuh hanya tiga jam menuju Denpasar dari Gilimanuk. Namun kondisi ini mengakibatkan perjalanannya bisa ditempuh hingga 6 jam.

“Biasanya lewat Tabanan, 3 jam sampai Denpasar. Sekarang lewat utara bisa 5–6 jam. Harapan saya sih jalan yang jebol di Tabanan cepat diperbaiki, agar bisa kembali lewat jalur biasa,” ujarnya.

Baca juga:  Perbaikan Jalan Jebol di Bajera Ditargetkan Rampung Sebulan

Sebelumnya, jalan nasional Denpasar-Gilimanuk, tepatnya di dekat Pasar Bajera, Desa Selemadeg, lumpuh karena hampir setengah badan jalan jebol pada Senin (7/7) sore. Sejumlah kendaraan dengan kapasitas besar pun diminta putar balik atau mencari jalur alternatif lewat Desa Antosari-Pupuan.

Sedangkan kendaraan yang sudah ada dekat di lokasi sementara diarahkan ke Jelijih.

Untuk pengalihan arus lalu lintas, kendaraan besar truk/bus diarahkan ke jalur Singaraja. Sedangkan khusus untuk kendaraan ringan/mobil dari timur bisa lewat di Jl. Serma keluar menuju Jl. Anusapati ke Jl. Nasional. Sedangkan dari barat melewati Jl. Surapati keluar Jl. Saraswati ke Jl. Nasional. (Nyoman Yudha/balipost)

BAGIKAN