Penampilan Drama Gong di Kalangan Ayodya Art Centre Denpasar, Kamis, (3/7) malam. (BP/Yud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Penampilan Drama Gong dari Sanggar Nong Nong Kling sukses menghidupkan kembali kejayaan seni klasik Bali sekaligus membuat ratusan penonton yang memadati Kalangan Ayodya Art Centre Denpasar, Kamis, (3/7) malam. Membawakan lakon Sampek Engtay, penampilan sanggar seni asal banyuning inipun membius ratusan penonton.

Penanggung jawab sanggar nong – nong kling, Nyoman Suardika ditemui usai kegiatan menyebutkan bahwa sajian ini merupakan bentuk pelestarian dan inovasi terhadap kesenian tradisional Bali.

Persiapan pertunjukan ini sendiri bukanlah proses singkat. Latihan intensif telah dilakukan sejak Februari 2025, melibatkan lebih dari 75 orang dalam tim produksi, termasuk para aktor, penabuh, penata artistik, penata rias, hingga tim pendukung lainnya. Seluruh proses kreatif dijalankan dengan semangat gotong royong dan dedikasi tinggi demi memberikan penampilan terbaik bagi masyarakat.

Baca juga:  Musim Kemarau, Peternak Sapi Kesulitan Pakan dan Air Minum

“Kami ingin mengemas nilai-nilai klasik dalam bentuk yang dekat dengan generasi saat ini, tanpa menghilangkan esensi ceritanya,” ungkapnya.

Dalam pementasan kali ini, kisah legendaris Sampek Engtay menjadi panggung utama. Pihaknya menjelaskan cerita bermula saat Sampik memohon restu kepada kedua orang tuanya untuk melanjutkan pendidikan ke Hangciu. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan Engtay, yang ternyata memiliki tujuan yang sama. Mereka pun pergi bersama dan menghabiskan tiga tahun menuntut ilmu, tanpa Sampik mengetahui bahwa sahabat seperjuangannya adalah seorang perempuan.

Baca juga:  Ratusan IKM Lolos Kurasi Pameran PKB XLVI

“Cerita Sampek engtay mengisahkan cinta yang terhalang takdir, Sampek dan engtay yang saling jatuh hati usai menuntut ilmu, terpaksa berpisah karena perjodohan. Tragedi memuncak saat Engtay memilih menyusul kekasihnya ke alam baka, menghadirkan ironi dan haru yang kuat,” jelasnya.

Kisah yang sarat pesan, dikemas dalam bahasa humor, satire sosial, dan dialog yang renyah ini tidak hanya menghibur, tapi juga menyentuh sisi emosional penonton. Drama Gong Sampek Engtay membuktikan bahwa seni tradisional Bali tetap relevan dan dapat dinikmati lintas generasi.

Baca juga:  Upacara HUT Kemerdekaan RI Digelar di Tukad Unda

“Harapannya, drama ini tidak hanya melestarikan warisan budaya Bali, tetapi juga menjadi inspirasi bahwa seni tradisi bisa terus hidup dan berkembang seiring zaman.”pungkasnya. (Yudha/Balipost)

BAGIKAN