Ribuan penonton yang memadati Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Provinsi Bali (Art Center) terkesima menyaksikan penampilan Bapang Barong yang dibawakan oleh Sanggar Seni Tari dan Tabuh Semeton Barong Munggu, Desa Adat Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Menyajikan pola “Bebadungan”, Barong Ket Duta Kabupaten Badung mampu membius penonton Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47, Rabu (3/7) malam. Bapang Barong yang dibawakan oleh Sanggar Seni Tari dan Tabuh Semeton Barong Munggu, Desa Adat Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung ini membuat ribuan penonton yang memadati Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Provinsi Bali (Art Center) terkesima.

Pada panggung yang sama juga tampil Sanggar Seni Wedanta, Banjar Dinas Brahmana, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem dan Sekaa Gong Pancer Gita Wrdhi Winangun, Desa Adat Panjer, Kelurahan Panjer, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar serta Sanggar Seni Hari Dwipa Gamelan Group Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan.

Baca juga:  Mantan Ketua LPD Gulingan Diadili Kasus Korupsi Rp 30,9 Miliar

Pembina Tari I Putu Eka Darmayasa mengungkapkan, Bapang Barong Duta Kabupaten Badung tetap mengacu pada tema PKB tahun 2025 yakni Jagat Kerthi. Tidak hanya menyajikan identitas estetika, tetapi juga mengangkat seni pada martabat Jagat (Kabupaten Badung) agar Kerthi atau terpelihara dan dimuliakan.

“Menghadirkan pola Bebadungan. Bebadungan itu khusus di bapang barong cirinya khasnya itu misalnya di guak macok pasti agak keras atau agresif. Mencari ide atau inspirasinya itu ke binatang,” katanya.

Menghadirkan pelayon khas Desa Munggu, pria yang sering dipanggil Eka Munggu ini, ingin membangkitkan kembali warisan musikal yang sempat redup. “Dari Provinsi Bali kan ada beberapa kriteria yaitu papeson yakni bebarisan atau topeng, condong, guak macok, dan pelayon. Pelayon itu adalah keharmonisan atau saat barong itu lelah. Pelayon yang sudah ada di Desa Munggu kita bangkitkan kembali, itu alur musik yang yang kami angkat sekarang sebagai Duta Kabupaten Badung,” jelasnya.

Baca juga:  Anak-Anak Jagoan Gender Wayang Bikin Heboh Panggung PKB 2025

Menghabiskan waktu hingga empat bulan, Ia mengaku sempat kesulitan dalam mempertemukan waktu latihan para penari dan penabuh. Untuk itu, ia pun mengambil waktu latihan malam hari selama dua jam, empat kali dalam seminggu.
“Kendala lain adalah power dan fisik penari barong yang dituntut harus kuat, jadi mereka harus latihan fisik setiap hari. Karena barong ini kan benda mati, bagaimana kita agar bisa menghidupkan benda mati ini. Jadi penarinya harus bagus dari segi fisik dan tenaga,” ujarnya.

Baca juga:  Wimbakara Baleganjur Remaja PKB 2025, Puluhan Ribu Penonton Padati Pertunjukan Perdana

Ketua Sanggar Seni Tari dan Tabuh Semeton Barong Munggu juga mengaku memiliki beban tersendiri pada lomba Barong Ket tahun ini. Sebab, pada PKB tahun 2024 lalu Duta Kabupaten Badung meraih Juara I. Meski begitu, Ia tetap menargetkan untuk mempertahankan juara.

“Beban pasti ada, tetapi kami mengingat para penari dan penabuh untuk tetap tampil maksimal. Untuk juara kita kembali ke dewan juri, yang penting kita tampil maksimal. Itulah kepuasan kita latihan selama empat bulan itu,” pungkasnya sembari mengatakan jumlah penari dan penabuh sebanyak 31 orang. (Adv/balipost)

BAGIKAN