
DENPASAR, BALIPOST.com – Pendaftaran online sistem penerimaan murid baru (SPMB) jenjang SMA/SMK Tahun Ajaran 2025/2026 di Provinsi Bali dimulai, Senin (30/6).
Meski sempat eror pada awal-awal dibuka pada pukul 08.00 WITA, sistem pendaftaran pada siang hari sudah normal.
Kepala UPTD Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan Disdikpora Bali, Luh Made Seriarningsih, S.Kom.,MAP., mengakui bahwa sistem pendaftaran online SPMB SMA/SMK sempat mengalami kendala.
Ia menjelaskan bahwa sistem pendaftaran online eror dikarenakan calon murid mengupload file rapor di atas batas maksimal 10 MB. “Siswa mengupload file rapot di atas batas maksimal, seharusnya maksimal 10 MB,” ujarnya, Senin (30/6).
Selain itu, penyebab lainnya adalah jaringan internet yang minim atau lemot. Sebab, dari sisi akses internet setiap murid berbeda-beda.
Murid yang mendaftar dengan akses internet yang minim, proses mendaftarnya cukup lama, karena ada proses unggah rapor. Di mana, file rapor yang besar, jaringan internetnya pasti terpengaruh saat upload data. “Karena setiap device dan jaringan, pasti ada kapasitasnya, berapa bisa upload dan berapa bisa download,” tegasnya.
Seriarningsih menegaskan pihaknya sudah menangani masalah tersebut. Saat ini, calon murid tidak lagi wajib mengunggah nilai rapor, melainkan cukup mengunggah surat keterangan akumulasi nilai rapor.
“Saat ini kendala upload dokumen rapor sudah kami tangani dan sistem sudah berjalan normal. calon murid yang terkendala tidak wajib mengunggah dokumen rapor saat mendaftar. Nanti saat daftar ulang baru wajib membawa dokumen rapor aslinya,” tandasnya.
Hingga pukul 18.45 WITA, diungkapkan hampir 30 ribu anak yang sudah terdaftar, tepatnya 29.535 calon murid baru melakukan pendaftaran di semua jenjang dan jalur. “Itu mengindikasikan sistem berjalan dengan baik,” pungkasnya.
Sebelumnya, salah satu orangtua calon murid, Putu Parwata mengaku belum bisa mengakses pendaftaran online untuk anaknya yang mencari SMKN 1 Denpasar. Hal ini pun dikeluhkan, karena hingga pukul 10.00 WITA masih belum bisa mendaftar.
Hal yang sama juga dirasakan oleh orang tua calon murid baru lainnya, Agung Widarma. Ia mengaku kesulitan untuk mendaftarkan anaknya. (Ketut Winata/balipost)