Pesawat Saudia Airlines mendarat darurat di Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara, pada Sabtu pagi (21/6). (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Dua ancaman bom di pesawat Saudia Airlines yang mengangkut jemaah haji Indonesia tidak berdasar dan masuk kategori hoaks.

Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Udara (Dirjen Hubud) Kemenhub Lukman F. Laisa, Minggu (22/6).

Dikutip dari Kantor Berita Antara, ia menyampaikan pihaknya bersama pemangku kepentingan lainnya telah menangani dua informasi mengenai ancaman bom terhadap maskapai penerbangan Saudi yang mengangkut jamaah haji Indonesia.

“Kedua penerbangan telah ditangani sesuai dengan protokol kontingensi yang berlaku. Setelah melalui penilaian menyeluruh, ancaman yang diterima dinyatakan tidak berdasar dan diklasifikasikan sebagai hoaks oleh otoritas terkait,” kata Lukman.

Pada kasus pertama, ancaman bom terjadi pada Selasa (17/6), dimana pesawat Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SV-5726 yang memuat 442 jamaah haji asal Indonesia melakukan pendaratan darurat di di Bandara Kualanamu, Medan.

Baca juga:  Peniadaan Mudik Untuk Cegah Penularan dan Lonjakan Kasus Covid-19

Pendaratan darurat dilakukan seusai adanya ancaman bom yang dikirimkan oleh orang yang tidak dikenal melalui surat elektronik (email) pada pukul 07.30 WIB.

Email tersebut berisikan ancaman dari orang tak dikenal yang akan meledakkan pesawat milik Saudia Airlines SV 5276 dengan rute Jeddah – Jakarta (Bandar Udara Soekarno Hatta) yang membawa 442 jamaah haji Kloter 12 JKS.

Pesawat Saudia SV-5688

Kemudian, kasus kedua yang terjadi pada hari Sabtu (21/6), dimana pesawat Saudia SV-5688 yang memuat 376 penumpang jamaah haji Kelompok Terbang (kloter) 33 Debarkasi Surabaya kembali mendarat darurat di Bandara Kualanamu Deli Serdang, seusai kembali mendapat dugaan ancaman bom.

Ancaman itu dilakukan melalui telepon yang diterima petugas Air Traffic Control (ATC) di Jakarta Area Control Center (ACC) dari Kuala Lumpur ACC, namun dengan rute berbeda yaitu rute Jeddah-Muscat (Oman)-Surabaya.

Baca juga:  Telah Bebas Korupsi Dana Aci, Mantan Kadisbud Denpasar Kembali Ditahan

Untuk itu, lanjut Lukman, sebagai langkah antisipasi menghadapi insiden yang serupa, Kemenhub telah melakukan koordinasi formal dengan Otoritas Penerbangan Sipil Saudi (GACA).

“Untuk bersama-sama meningkatkan langkah-langkah pengamanan penerbangan dari ancaman bom,” ujar Lukman.

Ia menambahkan langkah-langkah penanggulangan keadaan darurat keamanan penerbangan yang dilakukan telah sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 140 Tahun 2015.

Permenhub tersebut mengatur tentang Program Penanggulangan Keadaan Darurat Keamanan Penerbangan Nasional dan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor PR 22 Tahun 2024 tentang Pedoman Teknis Penilaian Ancaman Keamanan Penerbangan.

Di sisi lain, Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara menyatakan berdasarkan hasil penyelidikan pesawat Saudia Airlines yang mendarat darurat terkait dugaan ancaman bom di Bandara Kualanamu, Deli Serdang dinyatakan aman.

Baca juga:  Curi Emas, Pedagang Sayur Keliling Ditangkap

“Sampai saat ini, tidak ada ditemukan adanya dugaan bom yang menjadi teror di pesawat tersebut,” ujar Kepala Polda Sumatera Utara Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sabtu (21/6).

Whisnu mengatakan tidak ditemukan dugaan adanya bom tersebut, berawal dari pemeriksaan pesawat yang dilakukan personel Gegana Brimob Polda Sumatera Utara, Kodam I/Bukit Barisan dan jajaran. Proses pemeriksaan itu dilakukan terhadap barang jamaah haji yang berada di bagasi dan kargo pesawat tersebut.

“Sampai saat ini, aparat keamanan baik Polri maupun TNI menyatakan seluruh pesawat dan semua penumpang dinyatakan aman dan sehat,” kata Kapolda. (kmb/balipost)

BAGIKAN