Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali yang juga Gubernur Bali, Wayan Koster saat membuka Kompetisi final Mixology Arak Bali serangkain Bulan Bung Karno 2025, di Ruang Terbuka Hijau Taman Bung Karno, Sukasada, Buleleng, Jumat (20/6). (BP/Istimewa)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Ketua DPD PDI Perjuangan Bali yang juga Gubernur Bali, Wayan Koster, menyatakan kebanggaannya bahwa arak Bali kini menggeser minuman alkohol impor yang disajikan di hotel-hotel berbintang dan restoran di Bali.

Koster juga mengapresiasi karena setiap tahun penyelenggaraan lomba Mixology Arak Bali mendapat antusias tinggi.

“Astungkara, setiap tahun jumlah peserta meningkat. Pemenang tidak hanya mendapat prestasi, tapi juga peluang ekonomi nyata,” kata Gubernur Koster, di Ruang Terbuka Hijau Taman Bung Karno, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Jumat (20/6).

Kompetisi final Mixology Arak Bali tahun ini menghadirkan 84 peserta dari seluruh Bali, dengan perwakilan setiap kabupaten/kota sebanyak dua finalis, khusus dari kalangan pelajar dan mahasiswa.

Acara ini juga mendapat dukungan besar dari lembaga pendidikan seperti SMK dan LPK Pariwisata, yang memberikan bekal keterampilan nyata kepada peserta untuk berwirausaha di sektor hospitality.

Koster menjelaskan, kegiatan Lomba Mixology Arak Bali menjadi ajang unjuk kreativitas generasi muda, tetapi juga bagian penting dalam memperkuat identitas dan keberpihakan terhadap produk lokal unggulan yang dimiliki masing-masing daerah.

Baca juga:  Letda CPM Kadek Suhardiyana Dikenal Baik dan Pintar

Dengan berkembangnya profesi mixology, banyak peserta yang bisa meniti karier sebagai barista, bartender profesional, atau membuka usaha sendiri. Koster menambahkan, PDI Perjuangan sebagai pelopor mixologi arak Bali juga akan terus mendukung pertumbuhan industri arak lokal sebagai bagian dari perjuangan ideologi.

Gubernur Bali dua periode ini menyampaikan penggunaan arak Bali meningkat drastis di hotel berbintang dan restoran, menggantikan minuman alkohol luar negeri.

Koster menjelaskan, dulu arak Bali dianggap sebagai minuman yang harus diburu dan ditahan. Kini, berkat perjuangan ideologis dan regulasi yang berpihak, Bali telah memiliki lebih dari 65 merek arak Bali dengan kemasan modern, 14 di antaranya bahkan telah menembus pasar internasional melalui Bandara Ngurah Rai dan ekspor ke Tiongkok.

Koster menyebut, arak Bali kini telah diakui sebagai minuman tradisional yang sah secara hukum melalui Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Tata kelola Minuman Fermentasi dan/atau destilasi khas Bali.

Gubernur Koster menceritakan, ketika hendak berangkat ke Polandia pada 13 Juni 2025 lalu, dirinya menyempatkan diri mampir ke tempat dipajangnya 14 produk arak Bali di Keberangkatan Internasional Bandara Ngurah Rai.

Baca juga:  Stop Mendewakan Pasar Wisman

“Dan saya tanya pedagangnya. Kata dia, laku sekali (arak Bali sangat laku, red). Asal datang 100 botol langsung habis. Jadi, sangat diminati karena kemasannya bagus. Rasanya juga enak,” ungkap Koster.

Dijelaskan, salah satu yang memproduksi arak Bali adalah pelaku usaha dari Buleleng, tepatnya dari Desa Banyuning, Singaraja. Menurutnya, saat ini produk arak Bali dari Banyuning tersebut dalam proses ekspor ke Cina.

“Cina memilih arak Bali setelah menguji minuman beralkohol di berbagai negara. Yang dipilih adalah arak Bali. Kan keren,” ujar Koster.

Untuk kebutuhan tersebut, kata dia, pelaku usaha dari Desa Banyuning tersebut dalam satu bulan menghabiskan 4.000 liter arak.

Pada tahun ini, DPC PDI Perjuangan Kabupaten Buleleng Buleleng didaulat sebagai tuan rumah Final Mixology Arak Bali dan Barista Coffee Bali dalam rangkaian peringatan Bulan Bung Karno. Sejumlah peserta dari seluruh Bali pun beradu olahan minuman arak yang mulai dikenal wisatawan domestik maupun mancanegara.

Baca juga:  Rangkaian Bulan Bung Karno, PDIP Bali Bagikan 30 Ton Beras

Dengan berkembangnya profesi mixology, banyak peserta yang bisa meniti karier sebagai barista, bartender profesional, atau membuka usaha sendiri. Koster menambahkan, PDI Perjuangan sebagai pelopor mixologi arak Bali juga akan terus mendukung pertumbuhan industri arak lokal sebagai bagian dari perjuangan ideologi.

Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Buleleng yang juga Wakil Bupati Buleleng Gede Supriatna, menjelaskan kompetisi ini menjadi jalan bagi arak Bali untuk semakin dikenal di dunia. Kegiatan ini disebut Supriatna akan melahirkan mixolog-mixolog andal yang membawa arak Bali ke panggung internasional.

“Pemerintah pun diharapkan terus bersinergi dan memberikan subsidi kepada petani lokal agar agar terus berkembang,” kata Supit. (Adv/balipost)

Juara Final Mixologiy Arak Bulan Bung Karno

1. Juara 1 – I Kadek Suda asal Kabupaten Gianyar

2. Juara 2 – I Gusti Agung Agus Indra Satria asal Kota Denpasar

3. Juara 3 – Ketut Agus Wiana asal Kabupaten Karangasem

4. Juara Harapan I – Putu Windu Edi Arta asal kabupaten Buleleng

5. Juara Harapan II – Putu Ogik Adi Saputra asal Kabupaten Jembrana

BAGIKAN