Tari sakral dari Trunyan yang jarang dipentaskan, yakni Tari Baris Perisai Jagat. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Desa Trunyan di Kecamatan Kintamani, Bangli, dikenal luas akan tradisinya yang unik, termasuk cara pemakaman terbuka.

Namun, tak banyak yang tahu bahwa desa Bali Aga ini juga memiliki kekayaan budaya berupa tari sakral yang jarang dipentaskan, yakni Tari Baris Perisai Jagat.

Berikut sejumlah fakta menarik seputar tradisi sakral ini:

1. Peninggalan Bali Kuna yang Masih Hidup

Tari Baris Perisai Jagat dipercaya telah ada sejak zaman pra-Majapahit. Berakar dari semangat keprajuritan masyarakat Bali kuna, tari ini bukan sekadar pertunjukan, melainkan bentuk persembahan kepada alam semesta dan para leluhur.

Baca juga:  Batal, Rencana Revitalisasi Tiga Dermaga di Bangli

2. Hanya Dipentaskan dalam Upacara Adat Tertentu

Berbeda dengan tari-tari baris yang biasa dipentaskan secara terbuka, Tari Baris Perisai Jagat hanya muncul saat ritual besar desa, seperti Ngusaba Desa atau Penyucian Jagat. Fungsinya sebagai bagian dari upacara sakral menjadikan tari ini tak bisa dipentaskan sembarangan.

3. Perisai dan Tombak sebagai Simbol Perlindungan

Penari membawa perisai kayu dan tombak, yang tak hanya berfungsi sebagai properti, tetapi juga simbol perlindungan. Gerakannya mencerminkan kesiapan menjaga harmoni antara dunia nyata dan gaib.

Baca juga:  Tangani Bencana, Bangli Dapat Dana Ratusan Juta dari BNPB

4. Gerakan Tegas, Kostum Sederhana, Makna Mendalam

Penari mengenakan kain berwarna gelap dengan pola khas Bali Aga. Gerakan mereka tegas namun terukur, mengandung nilai-nilai spiritual yang mewakili permohonan keselamatan bagi desa dan jagat raya.

5. Terkait Tradisi Tua Desa Trunyan

Trunyan dikenal memiliki prasasti kuno sejak abad ke-9 yang mencatat keberadaan pura penting seperti Pura Pancering Jagat. Tari Baris Perisai diyakini menjadi bagian dari sistem ritual yang mengitari tempat-tempat suci ini.

Baca juga:  Polda Sweeping Geng Motor, Sajam dan Belasan Anggota Diamankan

6. Tidak Banyak Terdokumentasi

Berbeda dengan tari sakral lain di Bali, Tari Baris Perisai Jagat belum banyak diangkat dalam dokumentasi atau publikasi seni. Pengetahuannya lebih banyak diwariskan secara lisan melalui generasi di desa adat.

7. Simbol Doa dan Perjuangan Warga Trunyan

Bagi masyarakat Trunyan, tarian ini bukan hanya warisan budaya, melainkan juga simbol doa kolektif dan keteguhan menjaga warisan leluhur. Setiap langkah penari menjadi bentuk dedikasi spiritual yang mengikat manusia dengan alam dan para dewa. (Pande Paron/balipost)

BAGIKAN