Tangkapan layar - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam temu media daring di Jakarta, Kamis (12/6/2025). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Sebanyak 8,2 juta orang telah memanfaatkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG), dan sebanyak 8,7 juta orang mendaftarkan diri untuk fasilitas itu sejak diluncurkannya pada 10 Februari 2025.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mejelaskan bahwa terdapat tiga provinsi yang mencatatkan cakupan CKG terbanyak, yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Data menarik yang ditemukan dalam CKG, katanya, yakni lebih banyak perempuan yang ikut dibandingkan laki-laki.

“Jadi ini adalah panggilan buat saya sendiri sebagai laki-laki untuk memberikan contoh agar kita juga harus mau hidup lebih sehat. Data menunjukkan bahwa usia hidup rata-rata wanita itu sudah di atas laki-laki. Saya rasa inilah penyebabnya salah satu. Karena kita laki-laki tidak serajin istri kita, anak kita yang perempuan, yang melakukan Cek Kesehatan Gratis,” kata Budi, dikutip dari kantor berita Antara, Kamis (12/6).

Baca juga:  PTM Mulai Digelar, Menkes Jabarkan Strategi Penanganan Cegah Kluster COVID-19

Dia menjelaskan bahwa sejumlah penyakit yang banyak ditemukan, yang pertama yakni masalah gigi.

Budi mengakui bahwa terkadang, orang kurang memperhatikan kesehatan giginya, padahal organ itu penting untuk menjaga asupan gizi pada anak-anak, dan gigi yang sehat juga dapat memastikan hidup yang lebih nyaman bagi lansia.

“Yang kedua juga yang tinggi adalah hipertensi. Yang ketiga diabetes, dan yang keempat adalah obesitas. Ketiga masalah kesehatan ini, hipertensi, diabetes, dan obesitas, merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung dan stroke yang merupakan penyebab kematian nomor satu dan nomor dua bagi masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Baca juga:  Mafia Judi Online Manfaatkan Alamat Situs Resmi Lembaga

Oleh karena itu, dia mengajak seluruh warga Indonesia, mulai dari anak kecil hingga lansia, untuk ke puskesmas dan memeriksakan diri, agar dapat mengidentifikasi masalah kesehatan sejak dini agar dapat segera diperbaiki.

Dia menambahkan, publik tidak perlu khawatir apabila menemukan risiko penyakit stroke, jantung, atau ginjal, karena publik bisa mengakses pelayanan kesehatan untuk menindaklanjutinya, selama kepesertaan BPJS Kesehatannya aktif.

“Jauh lebih menyenangkan untuk kita hidup sehat daripada mengobati pada saat kita sakit. Kita harus menjaga diri kita agar selalu sehat. Jangan menunggu sampai sakit, kemudian baru kita sehatkan kembali atau sembuhkan diri kita,” kata Budi.

Baca juga:  Bandara Ngurah Rai Ditutup, KAI Siapkan KA Premium Sapu Jagat

Dalam kesempatan yang sama, Ahli Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan mengatakan, terdapat 9.552 puskesmas atau 93 persen yang terlibat dalam program ini.

Kemudian, kata Iwan, sebanyak 2 dari 3 yang dilayani dalam program ini adalah perempuan. Terdapat 5,36 juta perempuan yang dilayani, sementara 3,26 juta peserta CKG adalah laki-laki.

Dia melanjutkan, sebanyak 1 dari 2 orang peserta CKG memiliki masalah gigi, mulai dari gigi berlubang, gigi hilang, gigi goyang, hingga gusi melorot. Proporsi masalah ini meningkat seiring usia bertambah. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN