I Putu "Bonuz" Sudiana menjelaskan tentang tema pameran lukisannya, Wave Dance, yang digelar di Sudakara Artspace, Sanur, Jumat (16/5). (BP/iah)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kepiluan makin terbatasnya akses lautan, terutama di Nusa Penida, dituangkan oleh pelukis I Putu “Bonuz” Sudiana dalam rangkaian karyanya yang bertajuk “wave dance” atau tarian ombak.

Lelaki asal Nusa Penida, Klungkung yang merupakan pelukis aliran abstrak ini mengatakan puluhan lukisan bertema laut yang dipamerkan di Sudakara Artspace, Sanur, merupakan karya tentang lautan yang sangat akrab dengan kesehariannya.

Bonuz yang mengaku diajak berpameran oleh budayawan, Putu Suasta, menyampaikan dalam rangkaian lukisannya tertuang beragam dinamika perasaannya tentang laut. Termasuk kepiluannya terhadap kondisi laut saat ini, baik itu menyangkut makin terbatasnya akses lautan karena perkembangan zaman hingga makin dikuasainya lautan oleh orang-orang yang punya kepentingan.

Baca juga:  Dukung Seniman Lokal, H Sovereign Bali Adakan Pameran

“Saya mencari tema pameran cukup berat karena lukisan saya abstrak. Bertahun-tahun tinggal dekat laut karena berasal dari Nusa Penida, di alam bawah sadar pun selalu lahir visual-visual terkait laut. Ini muncul secara otomatis, karena selalu dilihat dan dilaksanakan secara rutin,” ungkap pria yang mengaku tinggal di pinggir laut itu, Jumat (16/5).

Soal keresahan akan terbatasnya akses lautan, ia mengaku tidak bisa berbuat banyak. Sebagai seniman, jebolan (Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) –sekarang sudah berganti nama menjadi Institut Seni Indonesia (ISI) Bali– itu hanya bisa menuangkan lewat karya lukis.

Baca juga:  PKB Ditiadakan, Disbudpora Klungkung Alihkan Anggaran untuk Penanganan Covid-19

Puluhan karya yang dipamerkan mulai 16 Mei hingga 31 Juli di Sudakara Artspace menampilkan visualisasi hubungan emosional Bonuz dengan lautan yang sangat akrab dengan kehidupannya.

Warna biru yang dominan dalam rangkaian karyanya merupakan representasi ombak. “Karya yang saya tampilkan merupakan garapan selama 2025 yang sedikit berbeda dari teknik sebelumnya. Ini merupakan pengalaman saya dalam melihat laut yang tidak saja sebagai lanskap tapi sebagai bagian dari perjalanan hidup dan identitas,” kata Bonuz yang kini juga menjadi seorang pemangku itu.

Terkait pelaksanaan pameran, Commercial Director Sudamala Resort, I Wayan Suwastana mengatakan pihaknya berupaya mengangkat seniman lokal agar lebih dikenal luas, baik secara nasional maupun internasional. “Sudakara Art berkomitmen untuk terus menyuarakan artis lokal agar bisa lebih luas dikenal,” katanya.

Baca juga:  Polda Bali Kirim Ratusan Anggota Brimob ke Papua

Bahkan untuk bisa memberikan kontribusi lebih banyak bagi lingkungan sekitar dan masyarakat, pihaknya telah membentuk Yayasan Bumi Insani.

Senada disampaikan Putu Suasta yang merupakan Direktur Sudamala Resort Sanur. Suasta yang merupakan tokoh budayawan ini mengakui seniman lokal perlu terus didukung dalam berkesenian. Sanur, disebutnya, merupakan lokasi yang tepat dalam mewadahi kreativitas para seniman karena sejak lama merupakan pusat kebudayaan dan menjadi cikal bakal perkembangan industri pariwisata Bali saat ini. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN