Krama melakukan tradisi Jempana Meyab. (BP/Foto basabali.org)

DENPASAR, BALIPOST.com – Bali dikenal dengan kekayaan tradisi yang tak hanya indah tetapi juga sarat makna. Salah satu tradisi unik yang masih dilestarikan adalah Jempana Meyab, yang hanya bisa ditemui di Desa Tiyingtali, Kecamatan Abang, Karangasem.

Tradisi ini menjadi daya tarik tersendiri karena menggabungkan unsur spiritual, budaya agraris, dan kebersamaan warga. Berikut beberapa hal menarik tentang tradisi langka ini:

1. Hanya Ada di Desa Tiyingtali

Baca juga:  Tradisi Unik “Nyapar”, Ribuan Umat Muslim “Magibung” di Pantai Kusamba

Tradisi Jempana Meyab merupakan warisan budaya yang hanya dilakukan di Desa Tiyingtali. Tradisi ini sangat jarang ditemukan di desa lain di Bali, sehingga menjadi salah satu kekayaan lokal yang istimewa.

2. Bagian dari Tradisi Agraris

Ritual ini dilakukan sebagai bentuk doa dan permohonan kepada Sang Pencipta agar tanah tetap subur dan hasil panen melimpah. Upacara ini menjadi bentuk rasa syukur atas anugerah alam.

Baca juga:  Menteri PPPA Jenguk Pasien Anak Korban KDRT Di RSUP Sanglah

3. Ida Bhatara Diarak dengan Usungan

Dalam prosesi ini, simbol Ida Bhatara dibawa menggunakan jempana (usungan kayu) oleh warga dan diiringi oleh masyarakat desa. Perjalanan dimulai dari pura dan mengelilingi desa

4. Arah Perjalanan Tidak Ditentukan

Menariknya, arah perjalanan tidak dirancang oleh manusia, melainkan mengikuti ‘kehendak’ dari Ida Sesuhunan. Warga hanya mengikuti ke mana jempana bergerak.

5. Berakhir di Telaga Beteng

Perjalanan berakhir di Telaga Beteng atau yang dikenal warga sebagai Telaga Bidadari. Di tempat inilah Ida Bhatara diyakini Melila Cita atau bersuka cita di tengah genangan air dan rawa.

Baca juga:  Tradisi Unik Jelang Galungan dan Kuningan di Desa Adat Nusasari

6. Doa untuk Kesuburan dan Kesejahteraan

Tradisi ini bukan hanya ritual spiritual, tapi juga bentuk doa bersama untuk kesuburan tanah, kelimpahan hasil pertanian, serta keharmonisan hidup masyarakat desa. (Pande Paron/balipost)

BAGIKAN