Para biksu dan umat Buddha kirab dari Candi Mendut menuju Candi Bororobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (12/5/2025). (BP/Ant)

MAGELANG, BALIPOST.com – Menjelang detik-detik Waisak 2569 BE, Senin (12/5), pukul 23.25.29 WIB, ribuan umat Buddha dan para biksu, melakukan kirab dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

Dirjen Bimas Buddha Kemenag Supriyadi di Magelang, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Senin (12/5), menyampaikan bahwa dalam kirab ini umat antara lain membawa api dharma dari Mrapen, Kabupaten Grobokan dan air berkah dari Umbul Jumprit, Kabupaten Temanggung.

Baca juga:  44,89 Persen Calon Kepala Daerah Pengusaha

Api dan air tersebut sebelumnya telah disemayamkan di Candi Mendut. Api dharma telah tiba di Candi Mendut, Sabtu (10/5) dan air berkah Minggu (11/5).

Ia menyampaikan, hari ini semua umat Buddha dari berbagai organisasi, majelis agama yang berada di bawah naungan Walubi maupun di luar Walub berkumpul.

“Semuanya banyak sekali yang datang. Mungkin nanti akan bersama-sama memulai prosesi perjalanan dari Mendut menuju Borobudur. Di samping itu pihak panitia sudah mempersiapkan dengan baik urutannya,” katanya.

Baca juga:  Perpres Badan Otorita Pariwisata Borobudur Sudah Diteken Presiden Jokowi 

Ia berharap, kirab bisa dilaksanakan dengan baik sesuai aturan, kesepakatan, dan tidak saling mendahului.

Menurut dia, kirab ini bukan perjalanan orang untuk pawai atau kirab seperti para umumnya, akan tetapi ada pesan-pesan keagamaan di dalam perjalanan itu.

“Itulah yang saya harapkan nanti, teman-teman sekalian bisa melakukan perjalanan dengan sebaik-baiknya, penuh dengan kesadaran. Harapan saya, sambil jalan merenungkan tentang kebajikan Buddha, dhamma, dan sangha,” katanya.

Baca juga:  Bawaslu Diminta Koreksi Keputusan Loloskan Caleg Mantan Napi Koruptor

Menurut dia, kirab Waisak yang dijalankan dengan baik kemungkinan membuat rasa lelah akan hilang, sedangkan hal yang timbul berupa kebahagiaan.

“Kalau semua itu dijalankan, mungkin rasa lelah itu akan hilang. Tetapi yang timbul adalah kebahagiaan,” kata.

Dalam ajaran Buddha, perayaan Tri Suci Waisak dilakukan umat untuk mengenang kelahiran Sang Buddha, Buddha memperoleh pencerahan sempurna di bawah pohon bodi, dan sebagai Sang Buddha wafat. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN