DENPASAR, BALIPOST.com – Kios Budi Jaya di Jalan Hayam Wuruk siang itu nampak dikunjungi beberapa pembeli. Sejumlah majalah dan koran tergantung
dan berjejer di lapak kecil.

Ada juga beberapa buku tentang agama Hindu dan
budaya Bali dipajang agak tersembunyi. Di bagian depan bendera merah putih beragam ukuran dipajang
untuk dijual.”Sejak penjualan koran dan majalah menurun, tiyang menjual barang-barang musiman. Seperti saat ini yang bulan Agustus, tiyang menjual bendera, “ kata Wayan Sumadi, sang pemilik kios.

Sumadi mengelola kios yang berukuran sekitar 3 x 4 meter tersebut setelah ditinggal untuk selama-lamanya oleh sang suami pada 2020 lalu. Sang Suami lah yang memulai usaha penjualan koran serta majalah dengan membuka kios di kawasan Banjar Bengkel, Desa Adat Sumerta ini.

Baca juga:  "Mystical of Gorga" Raih “The Best National Costume” di Vietnam

Sumadi menceritakan kalau awal pertemuan dengan
pasangan hidupnya terjadi di Terminal Ubung. Saat itu
suami Ibu Sumadi menjadi penjaja koran dan majalah,
sedangkan dirinya berjualan baju. “Tiyang bertemu denganbsuami ditahun 80-an. Ketika itu suami tiyang menjual koran eceran di Terminal Ubung, sedangkan tiyang jualan baju,” katanya.

Perjalanan hidup selanjutnya membawa kedua pasangan ini menggeluti usaha agen penjualan koran dan majalah, dari membuka kios hingga memiliki 25 loper yang mendistribusikan koran di wilayah Denpasar, Gianyar, dan Tabanan. “Setelah menikah, tiyang bersama suami membuka kios ini di sekitar tahun 1985. Dan menjadi agen koran dengan sekitar 25 agen,” katanya.

Baca juga:  Masih Rendah, Perlindungan Konsumen di Era Digital

Sumadi yang kini juga menjalani kehidupan spiritual
menjadi Jro Mangku ini menikmati usaha menjadi agen koranvkarena peluang ekonominya yang lebih terbuka. Pada masa keemasan media cetak, koran dan majalah adalah barang yang mudah terjual. Ribuan eksemplar koran bisa terjual per harinya melalui langganan dan juga eceran.

Di tengah menurunnya minat masyarakat mendapatkan
informasi dari koran, Sumadi tetap memiliki harapan bahwa media cetak tetap bertahan. Menurutnya, informasi dari media koran jauh lebih dapat dipercaya daripada dari internet.

Baca juga:  Kunjungi SMKN 3 Sukawati, Presiden Jokowi Selfie dan Nyanyi "Ku Tak Bisa"

Selain itu, koran juga menyediakan informasi yang
lengkap dan beragam. Arus informasi yang deras
dari internet memang memberi banyak dampak. Tidak saja peluang ekonomi dan bisnis dari sektor penjualan koran dan majalah yang tergerus. Minat dan budaya baca masyarakat juga ikut mengalami penurunan. (Nyoman Winata/balipost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN